Dukungan Kementerian Ketenagakerjaan RI. Merujuk sambutan Menteri Ketenagakejaan RI (Prof. Yassierli, S.T., M.T., Ph.D.) pada acara pembukaan Temu Karya Mutu & Produktivitas Nasional XXVIII-2024 di Bali bahwa Tren Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif setiap tahunnya, kecuali pada tahun 2020 ketika pandemi COVID-19 mulai masuk ke Indonesia. Pertumbuhan PDB Indonesia di tahun 2024 sebesar 5,03 persen (c-to-c), berdampak pada pertumbuhan Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia. Meski demikian Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja Indonesia diperingkat 5 diantara negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura, Brunai Darussalam, Malaysia, dan Thailand. Posisi Indonesia masih diatas bila dibandingkan dengan Filipina, Vietnam, Laos, Myanmar, Kamboja dan Timor Leste. Strategi jangka menengah diperlukan dan diarahkan untuk mengakselerasi transformasi ekonomi menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan yang dilakukan diantaranya adalah : Mewujudkan SDM unggul yang produktif, inovatif, dan berdaya saing.
Latar belakang. Produktivitas merupakan salah satu faktor kunci dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan. Dengan meningkatkan produktivitas di berbagai sektor, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi serta mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045—sebuah cita-cita menjadi negara maju dengan ekonomi yang kuat, daya saing tinggi, dan kesejahteraan merata bagi seluruh masyarakat.
Transformasi ekonomi menjadi kunci dalam mempercepat pertumbuhan dan meningkatkan daya saing Indonesia. Transformasi ini harus dilakukan secara menyeluruh dengan menitikberatkan pada beberapa strategi utama antara lain :
a. Penguatan sektor-sektor ekonomi prioritas, termasuk industri manufaktur yang berorientasi ekspor, sektor pertanian berbasis teknologi, serta industri berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan.
b. Pemanfaatan teknologi informasi dan digitalisasi untuk meningkatkan efisiensi, inovasi, dan daya saing bisnis.
c. Peningkatan kapasitas ekonomi rakyat melalui pemberdayaan UMKM dan koperasi, sehingga mereka dapat naik kelas dan terintegrasi dalam rantai pasok nasional maupun global.
d. Pengembangan industri kreatif dan ekonomi berbasis inovasi, yang memiliki potensi besar dalam menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah.
Dari berbagai strategi tersebut, salah satu pilar utama dalam meningkatkan produktivitas adalah pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan profesional. SDM yang berkualitas akan menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mampu menjawab tantangan industri di era globalisasi dan digitalisasi.
Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) memainkan peran krusial sebagai acuan dalam pengembangan kompetensi tenaga kerja. SKKNI memastikan bahwa tenaga kerja memiliki keterampilan yang sesuai dengan standar industri dan kebutuhan pasar kerja.
Namun, seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, dinamika pasar tenaga kerja, dan perubahan regulasi, SKKNI yang ada perlu dikaji ulang dan diperbarui secara berkala agar tetap relevan dan efektif. Misalnya, dalam bidang pelatihan kerja, peninjauan terhadap SKKNI diperlukan untuk menyesuaikan dengan:
a. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mengubah lanskap industri dan menciptakan jenis pekerjaan baru.
b. Perubahan regulasi nasional maupun global yang berpengaruh terhadap standar tenaga kerja dan persyaratan kompetensi.
c. Evolusi kebutuhan pasar kerja, termasuk munculnya sektor-sektor ekonomi baru yang membutuhkan keterampilan khusus.
Oleh karena itu, peninjauan dan pembaruan SKKNI secara berkala menjadi langkah strategis yang tidak dapat diabaikan. Dengan adanya standar kompetensi yang selalu disesuaikan dengan perkembangan zaman, Indonesia dapat memastikan bahwa tenaga kerjanya memiliki keunggulan kompetitif, mampu bersaing di pasar global, serta berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan nasional.
SDM Kompeten itu Keren. Sebagai salah satu upaya untuk membangun SDM yang kompeten di Bidang Produktivitas, maka diperlukan adanya suatu standar kompetensi yang dapat digunakan sebagai acuan baik dalam program pelatihan mapun untuk sertifikasi kompetensi. Terkait dengan hal tersebut, maka Direktorat Bina Peningkatan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan akan menyelenggarakan prakonvensi nasional dalam rangka pembakuan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Bidang Produktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan pengakuan dan legalitas dari stakeholders yang terkait. Hasilnya akan menjadi acuan dalam penyusunan jenjang kualifikasi nasional, penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi kompetensi
Approach. Sebagai acuan, rujukan, referensi dan literasi dalam proses penyusunan SKKNI bidang Produktivitas ini antara lain : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279), 2. Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637), 3. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 24), 4. Peraturan Presiden Nomor 164 Tahun 2024 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2024 Nomor 360), 5. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pedoman Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1792), 6. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 258), 7. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun 2024 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 108).
Sebagai sebuah proses dan siklus PDCA maka pada Rabu, 16 April 2025 pk. 09.00-16.00 Wib bertempat di Ruang Rapat Dirjen Binalavotas, Gedung vokasi lt. G, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav 44 Jakarta Selatan. Acara ini dihadiri oleh beberapa unsur antara lain Direktorat Bina Peningkatan Produktivitas, APPRODI, ITB, WKM, AMMPI, LSP Produktivitas, dunia industry (Telkom, Antam, Techno Indonesia), P3D, GNIK dab Direktorat Bina Stankomproglat.
Hadir dari AMMPI : Suradi (Ketua Umum DPP AMMPI) dan Sunarso HS (Ketua Bidang Pengembangan Profesi dan Sertifikasi DPP AMMPI). Sedangkan dari pihak manajemen WKM hadir M. Iqbal.
Opening & Focus Group Discussion (FGD). Acara Pra Konvensi SKKNI bidang Produktivitas ini dibuka secara resmi oleh M. Ali, SS, MA, Pd, D selaku Direktur Bina Peningkatan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Dalam sambutan pembukaan Direktur Bina Peningkatan Produktivitas tetap bersemangat meski acara ini tidak diselenggarakan di luar kota Jakarta. Menteri Ketenagakerjaan RI memberikan atensi dan concern atas program SKKNI bidang Produktivitas ini dan terlibat langsung dalam proses review materinya. Ada rencana besar Menteri Ketenagakerjaan RI menjadi Gerakan Nasional Produktivitas dan SKKNI menjadi bagian dari Gerakan Nasional Produktivitas. Karena produktivitas menjadi kata kunci untuk mewujudkan mimpi Indonesia Maju dan Indonesia Emas. Untuk mendongkrak pertumbuhan total productivity yang berdampak secara singnifikan ke pertumbuhan ekonomi nasional maka diprogramkan mencetak 5.000 orang productivity champion, 200 orang productivity specialist dan melibatkan minimal 10 productivity center. Lebih jauh M. Ali menyampaikan informasi kekinian bahwa dalam waktu dan tempat yang sama kali ini hadir Tim APO ke kantor Bina Peningkatan Produktivitas untuk melakukan verifikasi perluasan sertifikasi.
Pembahasan agenda yang melegenda. Agenda pembahasan materi Pra Konvensi SKKNI bidang Produktivitas ini dipimpin oleh Sanggam Purba (Ketua Umum APPRODI) dengan membentuk 3 Working Group yang merepresentasikan Awareness (Kesadaran produktivitas), Improvement (Peningkatan produktivitas) & Maintenance (Pemeliharaan produktivitas).

Adapun materinya meliputi 18 Unit Kompetensi Produktivitas dengan judul unit kompetensi sebagai berikut :
- Mensosialisasikan Produktivitas
- Melakukan Internalisasi Peningkatan Produktivitas
- Menentukan Fokus Area dan Alat, Teknik, Metode Peningkatan Produktivitas
- Menetapkan Rencana Aksi Peningkatan Produktivitas
- Menyiapkan Organisasi Pelaksana Peningkatan Produktivitas
- Menyiapkan Sumber Daya Pelaksanaan Peningkatan Produktivitas
- Menerapkan Alat, Teknik, dan Metode Peningkatan Produktivitas
- Mengembangkan Teknologi dan Digitalisasi Dalam Peningkatan Produktivitas
- Melakukan Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Peningkatan Produktivitas.
- Membuat Rencana Tindak Lanjut Peningkatan Produktivitas
- Melaksanakan Review Manajamen Peningkatan Produktivitas
- Melakukan Inovasi Alat, Teknik dan Metode Peningkatan Produktivitas
- Mengembangkan Kebijakan Peningkatan Produktivitas
- Melakukan Pengukuran Produktivitas
- Menganalisis Hasil Pengukuran Produktivitas
- Menerapkan Best Practice Peningkatan Produktivitas
- Menyelenggarakan Penghargaan Produktivitas
- Mengembangkan Jejaring Kelembagaan Peningkatan Produktivitas
Suradi selaku Ketua Umum DPP AMMPI menegaskan bahwa pertemuan ini menjadi momentum yang bernilai tambah untuk pemantapan atau penguatan bersama dalam membangun ekosistem mutu dan produktivitas yang mutualistik strategik yang tumbuh dan berkelanjutan. Saat ini AMMPI juga sedang berproses merumuskan pengembangan profesi dan sertifikasi yang berkaitan dengan produktivitas juga sehingga ada linkage antara AMMPI-WKM dan Direktorat Bina Peningkatan Produktivitas.

Menggapai tujuan bersama & closing statement. Harapannya dari pertemuan ini dapat meningkatkan hubungan kerja sama para pihak untuk meningkatkan mutu dan produktivitas serta daya saing yang tumbuh secara berkelanjutan. Dari hasil Pra Konvensi SKKNI ini menjadi embrio SKKNI bidang Produktivitas untuk difinalisasi pada agenda berikutnya yaitu Konvensi SKKNI bidang Produktivitas. Sebagai closing statement Direktur Bina Peningkatan Produktivitas menyampaikan ucapan terimakasih dan apresiasi kepada para peserta Pra Konvensi SKKNI bidang Produktivitas. Hasilnya akan diproses lebih lanjut dan melibatkan para peserta Pra Konvensi SKKNI bidang Produktivitas kembali. Ada good news yang disampaikan bahwa hasil verifikasi Tim APO dinyatakan lulus dengan catatan minor dan Indonesia sebagai negara yang pertama yang memiliki specialist green productivity. Selamat dan sukses. Salam Mutu dan Produktivitas.
Kecil-kecil buah duku, kalau besar buah durian.
Mari kita saling membantu, SKKNI bidang Produktivitas segera terselesaikan.
Ada pesta ada hadiah, hadiah dibuka isinya jam tangan.
Dengan berkolaborasi yang sulit jadi mudah, yang berat terasa ringan.