IQPMA & MPC Merajut Kolaborasi Bersimbiosis Mutualistik Sinergik

Meski Maret 2025 akan berakhir, berkolaborasi terus mengalir. Pada Senin, 24 Maret 2025 yang merupakan pekan terakhir Maret 2025 masih dalam suasana bulan Ramadhan 1446H diselenggarakan pertemuan secara online antara Asosiasi Manajemen Mutu dan Produktivitas Indonesia (AMMPI) atau Indonesia Quality & Productivity Management Association (IQPMA) dan Wahana Kendali Mutu (WKM) dengan Malaysia Productivity Corporation (MPC). Meski pertemuan ini digelar secara online namun tidak mengurangi antusias dan spirit merajut kolaborasi bersimbiosis mutualistik sinergik. Hadir dari AMMPI-WKM (Agung Yunanto selaku Dewan Pakar DPP AMMPI, Budihartono : Dewan Pembina, Suradi  : Ketua Umum DPP AMMPI, Damayanti : Kabid Hubungan Luar Negeri merangkap manajemen WKM, Reyza sekjen AMMPI, M. Iqbal : Hubungan Luar Negeri, Imam Armiya : komite IQEF, Diah Abriningtias : marketing WKM). Sedangkan dari pihak MPC hadir Saliza dan Syahmi.

Berharmoni dalam program aksi. Mengawali agenda pertemuan kali ini   maka Damayanti menyampaikan materi sekilas info tentang event nasional Indonesia Quality Excellence Festival (IQEF) yang pada tahun 2025 ini akan diselenggarakan di Surabaya pada 7-9 Oktober 2025.   

IQEF adalah ajang sharing best practicedari organisasi-organisasi dan praktisi manajemen mutu serta apresiasi kepada organisasi, implementor manajemen inovasi, dan individu berkinerja ekselen. Ajang ini juga memamerkan karya-karya inovasi ekselen.Agenda IQEF meliputi  Quality Excellence Sharing Session  yang menyajikan pengalaman praktis dari para praktisi dan pimpinan organisasi dalam membangun keunggulan organisasi.

Quality Excellence Exhibition merupakan ajang bagi perusahaan di Indonesia untuk memamerkan serta mempromosikan hasil inovasidalam berbagai bidang kepada berbagai kalangan baik profesional, akademisi, maupun masyarakat umum. Selain itu, pameran ini juga akan menjadi sarana bagi perusahaan untuk saling bertukar informasi dan berkolaborasidalam pengembangan inovasi.

Indonesia Performance Excellence Award (IPEA) adalah pengakuan dan apresiasi bagi organisasi yang memiliki kinerja unggul. Sebagai upaya lebih menggiatkan gerakan inovasi di tanah air, AMMPI menggagas dimulainya gerakan pengelolaan inovasi dengan memperkenalkan program penilaian mandiri IMA (Innovation Management Award). Selain itu ada beberapa penghargaan individual menata kelola inovasi di perusahaan.

Materi berikutnya terkait dengan benchmark Business Excellence  ke Kuala Lumpur dan pertukaran asesor yang disampaikan oleh Agung Yunanto selaku Dewan Pakar AMMPI. Dengan penuh keyakinan diri dan rasa optimis,  Agung Yunanto berbagi pengalaman sebagai praktisi dan mengelola Kriteria Penilaian Kinerja Unggul (KPKU) BUMN antara lain di Wijaya Karya, Semen Indonesia dan KAI. Sebagai petugas BUMN sejak 2018-2019 mengelola sekitar 100 BUMN di Indonesia. Semenjak KPKU tidak mendatory di BUMN maka sebagai peluang AMMPI dan WKM menjajagi  ke beberapa perusahaan dan penghargaan di ajang IPEA.

Ada 3 program utama AMMPI-WKM untuk dikobalorasikan. Pertama, rencana penyelenggaraan awareness Business Excellence Framework (BEF) sehingga memerlukan pembicara bukan hanya dari aplikan Indonesia saja tetapi juga dari luar Indonesia dengan bekerjasama MPC. Kedua, memenuhi dinamika dan kebutuhan perusahaan tidak cukup dengan penyelenggaraan training saja namun perlu ditunjang dengan program benchmark yang merupakan kerja kolaboratif AMMPI-WKM dengan MPC dengan skala yang lebih luas untuk membangun ekselensi perusahaan berbasis Business Excellence Framework (BEF). Ketiga, pertukaran asesor bahwa berdasarkan pengalaman 100 BUMN perusahaan besar di Indonesia menginginkan bisa akses perusahaan luar negeri yang setara dengan perusahaannya sehingga menjadi peluang mengundang MPC ke Indonesia atau sebaliknya.  

Saling berbagi pengalaman dan gayung bersambut. Acara pertemuan secara online ini semakin interaktif dengan presentasi Saliza (MPC) tentang event Anugerah Kecemerlangan Industri (AKI) yang juga berbasis pada Business Excellence Framework (BEF). Secara prinsip menyambut baik kerja kolaboratif program benchmark. Sedangkan untuk pertukaran asesor perlu disusun mekanismenya, metodologinya dan kriterianya.

Sedangkan agenda berikutnya adalah rencana benchmark ke Jepang yang dikelola MPC disampaikan oleh Saliza (MPC). Proposalnya telah disusun oleh MPC dan mendapat respon AMMPI oleh M. Iqbal agar lebih adaptif sesuai kebutuhan perusahaan di Indonesia tidak terbatas perusahaan manufacturing saja dan diisi dengan  sharing session transformasi digital & benchmark ke perusahaan.

Dalam kesempatan ini Suradi selaku Ketua Umum DPP AMMPI menegaskan penting dan strategisnya 3 C yaitu Collaboration bahwa dalam menghadapi tantangan global menjadi peluang maka diperlukan kerja kolaboratif antara AMMPI-WKM dengan MPC. Hal ini tetap dan terus dirintis secara dinamis dan adaptif. Competence menjadi pertimbangan utama terutama yang terkait dengan profesi sebagai asesor BEF. Commitment bersama dalam merealisasikan kolaborasi tersebut dan menyusun kesiapan dan kematangan pertukaran asesor BEF. 

Lebih jauh Damayanti juga menyampaikan sekilas info  tentang penyelenggaraan TKMPN 2025 yang akan diselenggarakan di Batam yang secara geografis tempat penyelenggaraannya bertetangga dengan Malaysia. Selain itu  juga rencana penyelenggaraan Global Assessor International Course (GAIC) untuk kaderisasi para Global Assessor yang sudah dirintis sejak 2013 dengan menghadirkan narasumber international expert dari APQO.

Kesimpulan. Di penghujung pertemuan online ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

  1. AMMPI-WKM dengan MPC saling membantu untuk pertukaran expert sebagai nara sumber event internasional seperti IQPC dan sejenisnya serta IQEF & TKMPN.
  2. AMMPI-WKM dengan MPC siap bekerja kolaboratif khususnya program benchmark dengan opsi 12 perusahaan pemenang event AKI dengan estimasi waktu antara September – Oktober 2025.
  3. Dikemas dengan training dan sharing session the winner AKI dan sejalan dengan program AMMPI dan APO.
  4. Kerja kolaboratif pertukaran asesor BEF perlu disusun mekanisme, metodologi dan kriterianya melalui tahapan secara berjenjang.
  5. Kerja kolaboratif rencana penyelenggaraan Global Assessor International Course (GAIC) dengan menghadirkan narasumber international expert di bidang BEF.

Demikian catatan kecil pertemuan online antara AMMPI-WKM dengan MPC ini untuk memperkuat kerja kolaboratif antar lembaga dan antar negara dalam membangun simbiosis mutualistik sinergik secara berkelanjutan.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *