Antara Strategi Transformasi Budaya K3, Climate change & Human health

Penulis : Suradi, SE, MM-Pejuang K3L

Pengantar. Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di beberapa perusahaan dan atau organisasi penggiat K3 secara umum mengacu pada PP Nomor 50 tahun 2012. Dalam proses penerapannya mengalami perjalanan panjang  dan keberagaman dengan segalanya dinamikanya baik di dunia praktisi, akademisi dan para ahli K3 baik yang terkait dengan kapabilitas dan kapasitas internal maupun eksternal sehingga berkembang merambah faktor lingkungan (K3L).  Pembenahan dan improvement kapabilitas dan kapasitas internal menjadi sebuah kebutuhan yang bukan hanya pemenuhan kepatuhan terhadap regulasi saja tetapi bagaimana K3L tetap dan terus adaptif terhadap perubahan yang terjadi terutama dalam mengakselerasikan K3L terhadap era Volatility, Uncertaintly, Complexity dan Ambiquity  (VUCA)  terutama climate change & human health yang semakin berasa akhir-akhir ini.

Antara realita dan harapan penerapan K3L. Realita yang ada dan pengamatan bersama sudah banyak perusahaan yang cepat merespon terhadap transformasi budaya K3,   climate change & human health.  Meski belum sesuai dengan  yang diharapkan namun sebagai sebuah rintisan menjadi kekuatan untuk mensolusi transformasi budaya K3, climate change & human health. Banyak perusahaan secara top down menerbitkan kebijakan yang mendorong penerapan K3L  yang adaptif terhadap budaya K3, climate change & human health. Ada juga yang secara bottom up di tataran transaksional atau operasional menghasilkan improvement di bidang K3L yang bermuatan budaya K3,  aksi terhadap climate change & human health.

Secara cascading improvement K3L bermula di internal perusahaan dan dikompetisikan kemudian diapresiasi bahkan diikutsertakan dalam ajang kompetisi antar perusahaan atau nasional seperti Indonesian Conference & Competition Occupational Safety &  Health (ICC OSH).  Oleh karenanya dari ajang diskusi panel  ICC OSH 2025 inilah menjadi insight dan inspirasi penulis untuk membuat sebuah artikel dari, oleh dan untuk para pejuang K3L dimanapun berada dan berkarya, tetap sehat tetap selamat dan tetap semangat.

Bertemunya 2 orang narasumber dari praktisi, akademisi dan ahli K3L. Terdapat 2 orang narasumber dari dunia industri sebagai praktisi dan expert  yaitu  Tatang Arind Pradibta jabatan Head of Safety Department  PT. Pupuk Kujang Cikampek dan dari dunia akademisi, praktisi dan expert yaitu  Prof Dr Tan Malaka MOH, DRPH, SpOK, HIU. Jabatan  Guru Besar UNSRI dan Ketua Advisory Board INOSHPRO. Dari sisi usia juga menunjukan bertemunya antara milenial pejuang K3L dan senior pejuang K3L.

Strategi transformasi budaya K3 di PT. Pupuk Kujang.    Sekilas profil perusahaan PT. Pupuk Kujang yang berlokasi di Jl. Jend. A. Yani No 39 Cikampek, Kabupaten Karawang, Jawa Barat berdiri sejak 1975. Produk PT. Pupuk Kujang terdiri dari Urea, NPK, organic dan CO2 cair. Luas area 510 ha dengan tenaga kerja sekitar 1.700 orang dan anak perusahaan sebanyak 8 perusahaan. Adapun sarana dan prasarana pendukung mencakup unit produksi, NH3 storage, pengolahan limbah, riset, water treatment dan pembangkit. PT Pupuk Kujang memiliki bahan kimia berbahaya, parameter operasi ekstrim, usia peralatan lebih dari 50 tahun dan modifikasi peralatan sehingga budaya K3 yang kuat menjadi kunci kelancaran operasional perusahaan.

Bagaimana strategi transformasi K3 di dunia industry ?. Sebagai best practice terdapat 4 strategi transformasi budaya K3 di PT. Pupuk Kujang. Pertama, komitmen top manajemen antara lain diaktualisasikan dengan  Top manajemen menyampaikan kebijakan perushaan (safety intent) secara jelas dan langsung kepada pekerja dan menunjukan komitmennya dalam menjalankan kebijakan perusahaan secara nyata (walk the talk).

Kedua, peningkatan partisipasi pekerja. Peningkatan partisipasi pekerja dengan melakukan HSE scoring dengan memberlakukan poin untuk setiap karyawan/unit kerja terhadap implementasi K3. Selain itu menjalankan amanat K3 dengan pelaporan kondisi tidak aman (unsafe condition) dan perilaku tidak aman oleh pekerja (unsafe action) langsung secara online. Ada juga HSE agent dengan melakukan perwakilan unit kerja K3 di setiap tempat kerja dalam mengimplementasikan program dan aturan K3 perusahaan. Tidak kalah pentingnya adalah program recognition & reward  dengan memberikan penghargaan bagi karyawan atas partisipasi program K3 perusahaan termasuk inovasi K3L. 

Ketiga, pengendalian risiko berbasis teknologi. Berbicara risiko tidak bisa dihilangkan namun bisa diminimize potensi terjadinya risiko sehingga perlu melakukan inspeksi high risk area dengan menggunakan thermal sensing drone & operator training station (OTS).

Keempat, digitalisasi proses bisnis K3. Proses bisnis mengambil peranan strategis dalam membangun business continuity sehingga perlu membangun spirit safety priority dengan aktivitas antara lain : HSE dashboard, CSMS, HIRARC, UAC reporting, HSE information dan process safety management. Selain itu lebih diintensifkan kembali spirit web base application bahwa digitalisasi program proses bisnis K3 adalah untuk memudahkan implementasi pelaksanaan dan penagawasan  K3 serta peningkatan partisipasi karyawan.  Selain itu melakukan langkah-langkah HSE learning dan safety information, entry permit dan CSMS. Inspeksi dan audit K3 juga sangat berguna untuk fungsi monitoring atas hasil inspeksi K3 termasuk temuan process safety inspection dan progress tindak lanjutnya  dan UAC reporting yaitu dengan cara keterlibatan karyawan dalam pelaporan kondisi dan perilaku tidak aman melalui portal AMANAT. 

Climate Change and Human Health. Bumi makin panas. Itulah sebuah ungkapan dan sekaligus realita yang kita alami atau rasakan saat ini bahkan terkadang sudah menggunakan AC namun masih terasa gerah atau panas. Ternyata hal ini adalah dampak dari terjadinya perubahan iklim global.

Ada beberapa pemikiran sebagai alternatif solusi atas impact climate change & human health antara lain : merumuskan rencana kerja, tata kelola kapan bekerja dan kapan istirahat, fasilitas tempat berlindung dalam bekerja atau beraktivitas, kebersihan di tempat kerja dan lingkungan, melakukan Medical Check Up (MCU) secara berkala dan workplace assessment.

Hasil penelitian baru tetang equipment international berupa heat index guide for employer  sehingga bisa diketahui indikator risk level Lower (heat index kurang dari 910 F) , Moderate (heat index 91-1030 F), High (heat index kurang dari 103-1150 F) dan Very High to Extreme  ((heat index lebih  dari 1150 F) dengan indikator (green, yellow, red atau black). Perhitungan Heat Index Guide dalam Fahrenheit C = (F-32) x 5/9. Contoh 103 F = (103-32) x 5/9 = 39,40 C.

Public Health Workers OSH meliputi health effects, assessment, faktor Individual dan pengendalian di tempat kerja. Adapun adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang berhubungan dengan Occupational  Safety and Health (K3) : Mitigasi adalah tidakan ke arah hulu, berupa pengendalian dari penyebab perubahan iklim melalui program yang berbasis ilmu lingkungan. Adaptasi adalah pengendalian kearah hilir, berupa tindakan pengendalian terhadap dampak dalam hal ini terhadap  OSH (K3).

Faktor berpengaruh pada ketahanan terhadap perubahan suhu antara lain : umur, kebugaran jasmani, derajat aklimatisasi, metabolism, obat & alkohol, kondisi medical (hypertensi dan penyakit jantung).

Closing statement. Budaya K3 harga mati. Hadapi masa depan K3L dengan belajar dan terus belajar, tingkatkan expert terutama di era digital saat ini dan melibatkan pekerja. Semoga kita dan para pejuang K3L : Makmur, Sehat dan Selamat.

Kesimpulan.  Penulis yang juga sebagai moderator dalam acara prestisius diskusi panel ICC OSH 2025 membuat catatan sebagai kesimpulan bahwa pada tahapan approach saat ini Indonesia telah memiliki acuan yang komprehensif dan integratif antara lain berupa regulasi  Undang-Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan PP No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan SMK3. Kemudian sistem manajemen yang terkait antara lain ISO 45001 : 2015 dan ISO 14001 : 2015.

Pada tahapan deployment nya banyak perusahaan telah menerapkan SMK3 dan lingkungan mulai dari penerbitan kebijakan, perencanaan dan penerapannya dengan penggunaan potensi people, process dan tools  yang mendukungnya.

Kemudian dilanjutkan tahapan learning dengan melakukan review dan menindaklanjuti hasil review dengan menghasilkan  inovasi atau improvement di bidang K3L sebagai solusi atas permasalahan yang ada terutama yang terkait isu global saat ini yaitu  climate change & human health.

Dalam prosesnya dilakukan integrasi antar proses yang terkait baik di tataran antar proses maupun hasilnya. Keberhasilan result atau hasil ditunjukkan dengan kinerja K3L antara lain minimize terjadinya  risiko, kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, unsafe action, unsafe condition dan indikator lingkungan lainnya dalam tataran lokal, regional, nasional dan global.     K3 Unggul Indonesia Maju. K3 Unggul Bumi Terselamatkan.

Bila tuan ke Palembang, jangan lupa singgah ke jembatan Ampera.

Bersama kita berjuang, bersama kita sebagai pejuang Katiga

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *