AMMPI DAN WKM HADIRI DIALOG NASIONAL : KOLABORASI UNTUK PELATIHAN VOKASI DAN PRODUKTIVITAS

Koloborasi menjadi kata kunci. Mengarungi derap ombak di era VUCA (Volatility, Uncertaintly, Complexity & Ambique) yang semakin meninggi ini maka suatu organisasi atau perusahaan semakin tertantang  untuk bisa tetap dan terus survive, sustainability growth & competitiveness  dalam mentata kelola operasional dan layanan serta strateginya dengan kata kunci berkolaborasi.  

Lebih kenal istilah kolaborasi. Kolaborasi (dari bahasa Latin com- “dengan” + laborare “bekerja”, “berusaha”) atau karya sama adalah proses dua atau tiga orang, entitas, atau organisasi bekerja sama untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan. Kolaborasi mirip dengan kerja sama. Sebagian besar kolaborasi memerlukan kepemimpinan meskipun kepemimpinan dapat bersifat sosial dalam kelompok terpencar dan egaliter. Tim yang bekerja secara kolaborasi sering kali mengakses sumber daya, pengakuan, dan imbalan yang lebih besar saat menghadapi persaingan untuk sumber daya yang terhingga.

Metode kolaborasi terstruktur mendorong wawas diri perilaku dan komunikasi. Metode demikian bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan tim saat terlibat dalam pemecahan masalah bersifat kolaborasi. Dalam pengertian terapan, “kolaborasi adalah hubungan yang bertujuan agar semua pihak secara strategis memilih bekerja sama untuk mencapai hasil bersama.”

Berkolaborasi itu penting dan strategis. Begitu penting dan strategisnya  kolaborasi yang intinya bekerjasama untuk mencapai hasil bersama maka banyak organisasi dan atau perusahaan dalam melaksanakan program unggulannya dengan cara berkolaborasi.

Relevan dengan berkolaborasi tersebut maka guna mendukung peningkatan produktivitas di Indonesia, Direktorat Bina Peningkatan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan RI bekerjasama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dalam kegiatan Partnership for Productivity (USAID PADU) menyelenggarakan kegiatan “Dialog Nasional : Kobaorasi untuk Pelatihan Vokasi dan Produktivitas” yang digelar pada Selasa, 30 Januari 2024 di hotel Borobudur Jakarta Pusat dan dibuka secara resmi oleh Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia.

AMMPI dan WKM sebagai komunitas dan komponen anak bangsa yang turut memperjuangkan peningkatan mutu dan produktivitas  mendapat kepercayaan dan kesempatan menghadiri acara berskala nasional dan global ini sebagai tindak lanjut dari hasil kunjungan Direktur Bina Produktivitas Kemnaker RI di kantor WKM pada Jumat, 19 Januari 2024.

Catatan dialog nasional dan acara yang femomenal. Menggunakan istilah fenomenal dalam acara dialog nasional ini tentu saja ada alasan tersendiri antara lain yang menjadi moderator adalah  Andy F. Noya (Kick Andy TV Talkshow). Acara ini diberi judul Talkshow : Pelatihan Vokasi untuk Siapa? Dengan 4 orang narasumber yaitu : 1. Anwar Sanusi, Ph.D, Plt Dirjen Binalavotas, Kemnaker RI, 2. Prof. Warsito, S.Si, DEA, Ph.D Ketua Tim Pelaksana Tim Koordinasi Nasional Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, Kemenko PMP, 3. Maliki, ST, MSIE, Ph.D Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas dan 4. Lispiyatmini Ketua Komite Pengembangan dan SDM bidang Ketenagakerjaan.  

Pelatihan vokasi dan produktivitas saat ini sebagai bentuk   tranformasi pelatihan agar para lulusan pelatihan vokasi dan produktivitas trampil dalam merespon standard pemberi kerja dan menjadi tenaga kerja mandiri (memiliki kemampuan berwira usaha).  Program yang dijalankan antara lain 70% praktek, 20% teori dan 10% magang, kurikulum dibuat untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar dan membangun jejaring kerja dengan berkolaborasi ke perusaahaan.

Tujuan revitalisasi adalah untuk solusi praktis dan teknis sehingga dibentuk tim dan mampu mengakselerasi di dunia usaha dan dunia industri termasuk ketrampilan manajerial. Sebagai contoh keberhasilan program vokasi adalah negara Jerman yang menerapkan pendidikan langsung dilakukan di dunia usaha dan dunia industri. Di Indonesia perlu penyesuaian dan berproses karena jumlah demand lebih besar dari pada ketersediaan lapangan kerja.

Kemudahan akses pelatihan vokasi menjadi kunci keberhasilan sehingga ada kolaborasi pemerintah dan swasta. Yang menjadi tantangan ke depan adalah program pelatihan vokasi ini juga menyentuh pada pemuda miskin, penyandang disabilitas dan perempuan. Di sisi lain moderator memiliki pengalaman berharga ketika ada kesempatan kunjungan ke daerah antara lain ke SMK, pondok pesantren dan komunitas lainnya yang intinya banyak potensi yang luar biasa yang dimiliki oleh anak bangsa ini yang bisa digali, dibina, diberdayakan dan dikembangkan. Mereka punya potensi kemampuan dan kreativitas  baik di tingkat nasional maupun global.  

Tidak kalah pentingnya para pemuda peserta pelatihan vokasi ini dibekali dan diperkuat selain skill dan knowledge adalah attitude  terutama yang terkait disiplin, percaya diri, semangat, mandiri, tidak mudah menyerah dan lainnya. Diharapkan lulusan peserta pelatihan vokasi ini memenuhi kaidah 4 O yaitu Otak (cerdas dan kreatif, Otot (kuat, sehat dan semangat), Omong (sopan dan santun) dan Orangnya (displin, percaya diri, mandiri, kreatif dan lainnya).

Dalam closing statement para narasumber menyimpulkan keberhasilan pelatihan vokasi menjadi contoh dan pratek baik sehingga dunia usaha dan dunia indusrti mengalokasikan anggaran ke program vokasi. Bonus demografi manfaatkan dengan baik  dan vokasi mempunyai peran yang penting. Untuk mencapainya tidak bergerak sendiri namun perlu berkolaborasi, kesatuan akselerasi merajut harmoni membangun SDM yang berkarakter mulia. BLK adalah komunitas bagian dari masyarakat sebagai dasar karakter trampil untuk membentuk pribadi yang tangguh. Kolaborasi ini diharapkan sebagai tata kelola orkestrasi, SEKDA Pemda  menjadi koordinator  penanggung jawab permasalahan riil di lapangan, pemberian insentif dan mengurangi jumlah pengangguran di pemerintah daerah yang bersangkutan. Terakhir dunia usaha dan dunia industri membutuhan demand driven dan agile (kelincahan) jangan stagnan tetapi mengikuti dunia usaha dan dunia industri. Perkuat attitude : disiplin, tahan banting, tekun dan siap dengan perubahan.

Mari kita ubah mindset, bukan instant tetapi berproses dengan mengoptimalkan talenta, passion dan memiliki ketrampilan.  Punya mimpi setinggi langit, seandainya jatuhpun masih jatuh  di bintang.  Meskipun dialog nasional ini diselenggarakan dalam waktu yang relatif singkat namun bisa memberikan pencerahan yang berharga bagi kita.

AMMPI kontribusi untuk Negeri.  Untuk mewujudkan tagline AMMPI ini tentu saja berpeluang besar untuk tetap dan terus berkarya dengan berkolaborasi secara win-win & longterm partnership membangun ekosistem yang bersimbiosis mutualistik sinergik untuk meningkatkan mutu dan produktivitas & daya saing baik nasional dan daya saing global.

Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *