Harmonisasi Keshalehan Individual, Sosial dan Profesional

Penulis : Suradi-AMMPI

Pengantar

Yang pertama dan utama adalah rasa syukur kita karena begitu banyak nikmat yang Allah karuniakan terutama  dua nikmat yang sering manusia lalaikan yaitu nikmat sehat dan nikmat kesempatan. Dengan olah rasio dan olah ruh  maka kita yang telah dibekali dengan keshalehan individual, sosial dan profesional ini memaknai seutuhnya, mengaktualisasikan dalam kehidupan dan menebarkan kebaikan dan kebenaran kepada orang lain. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran surat Ali Imran ayat 104 yang artinya “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS 3 : 104)

Dalam perjalanan dan perjuangan panjang setiap diri beraneka ragam  dan tingkatan atau derajat keshalehan kita. Menarik bagi kita memulai dengan pemahaman pengertian keshalehan tersebut, apa yang menjadi indikatornya, studi kasus, best practice,  portofolionya, kisah inspiratif dan bagaimana kita bertransformasi dari kondisi sebelum ke sesudahnya setelah menjalani learning process dengan siklus PDCA nya sehingga membuahkan hasil yang lebih baik dan lebih baik lagi secara berkelanjutan.

Pengertian Keshalehan Individiual, Sosial dan Profesional. Untuk memberikan pemahaman yang sama bahwa arti keshalehan adalah ketaatan (kepatuhan) dalam menjalankan ibadah, kesungguhan menunaikan ajaran agama. Sedangkan keshalehan individual adalah kesalehan individu merupakan kesalehan ritual ibadah semata, baik itu sholat, puasa, zakat dan ritual-ritual pribadi atau privat lainnya dengan istilah lainnya adalah hablum minallah atau hubungan vertikal antara hamba dengan Allah. Adapun keshalehan sosial merupakan tanggungjawab kita bersama bagaimana menciptakan kesalehan atau kebaikan untuk diri sendiri dan lingkungan kita semuanya (hablum minnas atau hubungan horizontal). Satu lagi pengertian keshalehan professional adalah keshalehan seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya.

Indikator Keshalehan. Setelah mengetahui pengertian keshalehan individual, beberapa yang menjadi indikator keshalehan individual ini dalam ajaran Islam antara lain menunaikan  ibadah  shalat, puasa, zakat dan ibadah  haji bagi yang mampu.  Sedangkan indicator keshalehan sosial antara lain menyisihkan sebagian rezeki yang Allah karuniakan antara lain bersedekah, menyantuni anak yatim, piatu dan dhuafa,  membantu fakir miskin, membantu  saudara kita yang terdampak musibah, pemberdayaan ekonomi produktif yang lebih membutuhkan.  Adapun indikator keshalehan professional antara lain ketaatan menjalan aturan, objektivitas, loyalitas dalam bekerja atau beroganisi, akuntabilitas, kejujuran, integritas dan  transparansi.

Studi Kasus. Berdasarkan data The Conference Board & APO tentang Produktivitas Jam Kerja Beberapa Negara Asia 2021-2022. Top Five capaian produktivitas jam kerja : Singapura, Hong Kong, Taiwan, Jepang dan Korea Selatan. Singapura ranking tertinggi yang pada tahun 2022 produktivitas jam kerja 190,41 ribu USD per tenaga kerja per tahun dan 82,49 USD per jam per tenaga kerja. Dalam lingkup 8 negara ASEAN, Indonesia peringkat 4 (di atas Filipina, Vietnam, Myanmar dan Kamboja dan di bawah Thailand, Malaysia dan Singapura.

Selain itu untuk Produktivitas Tenaga Kerja Beberapa Negara Asia 2021-2022 secara studi komparasi  bahwa Indonesia pada urutan ke 10 dari 17 negara Asia. Pada tahun 2022 produktivitas tenaga kerja Indonesia mencapai 29,40 ribu USD per tenaga kerja per tahun.

Indonesia masih di bawah Thailand, Sri Lanka, Malaysia dan Singapura. Di sisi lain yang turut andil menyemangi dan menumbuhkan rasa optimisme bangsa Indonesia bahwa berdasarkan data trend Produktivitas tenaga kerja tahun 2021 sebesar 84,85 juta rupiah per tenaga kerja per tahun tumbuh 1,37%. Pada Tahun 2022 sebesar 86,55 juta rupiah per tenaga kerja per tahun tumbuh 1,70%.

Dalam lingkup yang lebih kecil atau secara individual, ada sebuah studi kasus berikut ini  yang bisa menjadi renungan untuk berinstrospeksi diri atau bermuhasabah.  Jika ada seorang, dijumpai sangat rajin beribadah : shalat, puasa, membaca Al-Qur’an, menunaikan ibadah haji bahkan ibadah yang sunnah yang lain. Sebagian lagi memiliki kepedulian sosial yang tinggi seperti misalnya gemar bersedekah, menyantuni anak yatim, menyisihkan harta untuk fakir miskin dan lainnya. Akan tetapi dalam menjalankan profesinya dia malah malas dalam bekerja dan kerja asal-asalan, kurang bertanggungjawab, tidak disiplin dalam bekerja. Dari analisa kondisi yang ada tersebut rasanya kita bisa menakar keshalehan individual dan sosialnya memadai namun keshalehan profesionalnya belum memadai,

Best Practice. Best practice menjadi sebuah ukuran dan atau pengakuan atas tingkat keshalehan professional baik secara perorangan  maupun kelembagaan (perusahaan atau organisasi). Yang menarik dan atau menjadi opsi adalah media atau event yang mengakomodir keberhasilan dan tingkat keshalehan profesional terutama di bidang inovasi, mutu dan produktivitas dengan tata kelola yang dijalankannya.  Media tersebut media penghargaan pengakuan secara perorangan untuk tingkat nasional yang sudah dan sedang berjalan adalah  penyelenggaraan Temu Karya Mutu dan Produktivitas Nasional (TKMPN) dan Indonesia Conference Competition Occupational Safety & Health (ICC OSH). Untuk yang akan datang adalah penyelenggaraan Indonesia Quality Excellence Festival (IQEF) yang mengagendakan pengakuan terhadap Quality Leader Award (QLA), Quality Prationary Award (QPA), Quality Facilitator Award (QFA) dan Team Leader Award (TLA). Sedangkan untuk internasional  antara lain International Quality Productivity Convention (IQPC), Asia Pacific Quality Organization International Conference (APQO IC) dan media internasional lainnya. Adapun pengakuan untuk korporasi di tingkat nasional : Indonesia Performance Excellence Award (IPEA) dan akan diagendakan juga Innovation Management Award (IMA). Di tingkat internasional untuk korporasi antara lain Global Performance Excellence Award (GPEA).

Sebagai rujukan dan acuan ketika menakar keshalehan profesional bisa menggunakan pendekatan Performance Achievement dalam TKMPN meraih Diamond dengan Skor 94-100, ICC OSH Five Stars dengan Skor 94-100, IPEA dan GPEA World Class dengan Skor 700 ke atas dan MBNQA World Leader dengan Skor 875 ke atas

Portofolio Keshalehan : Dimana Posisi Kita?

Untuk mengetahui dan menakar secara sekilas bisa kita petakan portofolio 3 keshalehan tersebut (KI : Keshalehan Individu, KS : Keshalehan Sosial, KP : Keshalehan Profesional)  dalam 4 kuadran yang ditampilkan dalam gambar berikut ini,

Dimanakah posisi kita ? Bisa saja sebagian keshalehan kita terdistribusi pada kuadran I, II, III atau IV.  In syaa Allah kita sedang dan terus menuju ke kuadran II yaitu suatu kondisi dari aspek kuantitasnya banyak dan dari aspek kualitasnya tinggi.

Kisah Inspiratif. Ada suatu cara untuk menyegarkan dan  menyemangati  kembali pikiran kita adalah dengan merenungi, memaknai dan mentadaburi kisah inspiratif ini berjudul “Antara Pekerjaan dan Kehormatan”.

Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil sibuk mengetik di laptopnya, saat itu ada seorang anak kecil membawa beberapa tangkai bunga menghampirinya.

“Om beli bunga Om” kata si anak kecil

Jawab Om : “Tidak dik, saya tidak butuh “ dengan tetap sibuk dengan laptopnya

“Satu aja Om, kan bunganya bisa untuk hadiah kekasih atau istri Om” rayu si anak kecil.

Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasyikannya si Om berkata “Adik kecil apakah tidak melihat Om sedang sibuk?” Kapan-kapan ya kalau Om butuh Om akan beli bunganya.

Mendengar ucapan si Om, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang yang sedang lalu lalang di sekitar kafe tersebut. 

Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si Om segera beranjak dari kafe tersebut. Saat berjalan keluar ia berjumpa kembali dengan si anak kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya. ”Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai saja”.

Bercampur antara jengkel dan kasihan maka si Om mengeluarkan sejumlah uang dari sakunya. “Ini uang 10 ribu rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja hadiah untuk kamu” ujar si Om sambil menyerahkan uangnya ke si anak kecil

Uang itu diambilnya namun bukan untuk disimpan tetapi ia berikan kepada pengemis tua yang lewat di sekitar area kafe. Si Om merasa keheranan dan sedikit tersinggung.

“Kenapa uang tadi tidak kamu ambil, malah kamu berikan pengemis?”

Dengan lugunya si anak kecil menjawab “Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun tidak punya uang, kita tidak boleh menjadi pengemis.”

Si Om tertegun betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari seorang anak kecil tersebut bahwa kerja adalah sebuah kehormatan meski hasil tidak seberapa tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja adalah kebanggaan.

Si Om itupun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu, bukan karena kasihan tetapi semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang memberinya pelajaran pada hari itu.

Tidak jarang diantara kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima. Kerja akan bernilai ibadah jika hal itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberikan nilai kepada manusia itu sendiri. Setiap tetes keringat yang mengucur akan menjadi kehormatan yang pantas kita perjuangkan sebagai aktualisasi keshalehan invidual, sosial dan professional.

From early systematic to integrated. Umumnya orang telah melewati tahapan suatu kondisi reacting to problems approach suatu kondisi yang seseorang tersebut tidak memiliki prinsip dalam menempuh kehidupan ini. Ketika kita sudah memiliki prinsip hidup namun terkadang naik dan terkadang turun maka kita berada pada kondisi yang disebut  early systematic approach dalam proses menggapai tujuan stretegis dan pelayanan.  Yang menjadi tujuan kita adalah prinsip hidup dengan  tata kelola secara terintegrasi (integrated approach) satu arah dan satu tujuan memadu dalam harmoni orchestra kehidupan untuk penguatan keshalehan individual, sosial dan profesional.

Di penghujung tulisan ini tesurat dan tersirat dalam spiritual message sebagai pemicu dan pemacu serta  menambah adrenalin untuk menggapai asa dengan optimis.

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk menusia, menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah yang munkar serta beriman kepada Allah …..“ (QS 3 : 110).

Bilat tuan ke pasar pagi, jangan lupa belanja buah tomat.

Semoga tulisan sederhana ini, membawa berkah dan bermanfaat.

Menembus batas membangun sinergitas dunia industri elektroteknika

Penulis : Suradi-AMMPI

Lebih dekat dengan PT Len Industri (Persero) dan Defend ID. PT Len Industri (Persero) saat ini berada di bawah koordinasi Kementerian Negara BUMN dengan kepemilikan saham 100% oleh Pemerintah Republik Indonesia. Selama ini, Len telah mengembangkan bisnis dan produk-produk dalam bidang elektronika untuk industri dan prasarana, serta telah menunjukkan berbagai pengalaman dalam bidang :

  1. Sistem Persinyalan Kereta Api di berbagai jalur utama kereta api di Pulau Jawa dan Sumatera.
  2. Pembangunan urban transport di kota-kota besar seperti LRT Sumatera Selatan, LRT Jakarta, LRT Jabodebek dan Skytrain Bandara Soekarno Hatta Jakarta.
  3. Jaringan infrastruktur telekomunikasi yang telah terentang baik di kota besar maupun daerah terpencil. Salah satunya adalah Palapa Ring Paket Tengah yang menghubung 17 kabupaten Indonesia Bagian Tengah sehingga masyarakat dapat menikmati pita lebar.
  4. Elektronika untuk pertahanan, baik darat, laut, maupun udara. Radar, Taktikal Radio, Combat Management System (CMS) pada kapal perang, adalah beberapa produk andalan dalam spektrum bisnis pertahanan.
  5. Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang telah terpasang diberbagai pelosok Indonesia.
  6. Radar Cuaca, Stasiun Monitoring Gempa Bumi, Broadcasting (Pemancar TV dan Radio) yang telah terpasang di berbagai wilayah di Indonesia.

Len didirikan sejak tahun 1965 dengan nama LEN (Lembaga Elektroteknika Nasional). Kemudian bertransformasi menjadi sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 1991. Sejak saat itu Len bukan lagi merupakan kepanjangan dari Lembaga Elektroteknika Nasional (LEN), tetapi telah menjadi sebuah entitas bisnis profesional dengan nama PT Len Industri (Persero).

Defend ID adalah grup dari 5 BUMN yang mengkhususkan diri dalam sejumlah platform. Platform udara (Dirgantara Indonesia), platform darat, alat berat, senjata dan munisi (Pindad), platform laut, pembuatan kapal (PAL Indonesia), sistem elektronik (Len Industri), dan bahan berenergi tinggi (Dahana). Defend ID mempunyai misi membangun kolaborasi inovasi nasional serta membangun kemandirian teknologi dan meningkatkan daya saing perusahaan. Selain itu, menjadi bagian dari rantai pasokan global dengan mengembangkan kemitraan strategis global dan berfungsi sebagai kekuatan pendorong utama untuk pengembangan ekosistem industri dalam negeri. PT Len Industri ditunjuk menjadi induk dari holding BUMN Industri Pertahanan tersebut.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki visi untuk menjadi motor penggerak industri di Tanah Air lewat kontribusi positif terhadap perekonomian negeri. Hal ini direalisasikan dengan pembentukan Holding BUMN Industri Pertahanan, Defence Industry Indonesia (DEFEND ID), yang diresmikan oleh Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) RI Erick Thohir dan Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto pada 20 April 2022 di Hanggar Kapal Selam PT PAL Indonesia Surabaya. Holding ini merupakan gabungan dari lima BUMN yang bergerak di bidang industri pertahanan yang terdiri dari PT Len Industri (Persero) sebagai induk dari DEFEND ID, yang beranggotakan PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, dan PT Dahana. DEFEND ID memiliki visi untuk mewujudkan industri pertahanan Indonesia yang mandiri, kompetitif, dan dapat bersaing di pasar global. Selain itu melalui kolaborasi nasional, DEFEND ID memiliki target untuk menjadi Top 50 Defence Global Company di tahun 2024.

Memperkenalkan mutu dan produktivitas. Pada Kamis, 29 Februari 2024 di penghujung Februari 2024 menjadi momentum dan peluang yang strategis bagi para pihak terutama AMMPI dan WKM sebagai pejuang mutu dan produktivitas di tanah air Indonesia. Hal ini sangat beralasan karena pada hari tersebut tepatnya pk 13.30 Wib AMMPI dan WKM mendapat kesempatan dan kepercayaan untuk melanjutkan silaturahim dengan PT. Len Industri (Persero) dengan wajah baru dan semangat baru  bertransformasi baik dari sisi lembaganya maupun para pejabat yang memimpin dan mengelolanya.

Pihak AMMPI dan WKM hadir Suradi selaku Ketua Umum DPP AMMPI, Damayanti Direktur WKM  dan Rita. Pihak PT. Len Industri (Persero) hadir antara lain  Ryan Krishna Indrayana : GM Human Capital Performance & Talent Management,  Indra Wibawa : GM Quality Assurance,  Syafrudin : GM Business Process Management dan beberapa orang staf.

Damayanti dan Rita menyampaikan materi kiprah dan karya nyata WKM yang memulai debut kegiatan mutu dengan menggelar TKMPN perdana sejak 1997 atau telah berjalan 27 tahun secara konsisten meski melewati masa pandemi covid-19. Beberapa kegiatan yang bersifat nasional dan internasional diperkenalkan pada kesempatan yang berharga ini yang merupakan hasil kerja sama dan kerja kolaboratif antara WKM dengan AMMPI.

Secara detil diperkenalkan agenda kegiatan TKMPN dengan tayangan video kilas balik penyelenggaraan TKMPN 2023 dan sekaligus rencana penyelenggaraan TKMPN 2024 di Nusa Dua Bali. Dalam TKMPN 2024 juga diagendakan penyerahan penghargaan Indonesia Performance Excellence Award (IPEA) 2024 yang merupakan bridging menuju Global Performance Excellence Award (GPEA).

Usai presentasi kiprah dan karya nyata WKM bekerja kolaboratif dengan AMMPI maka dilanjutkan diskusi dan tanya jawab. Dari pihak PT. Len Industri (Persero) memiliki rumah inovasi dan berharap tidak hanya jago kandang saja tetapi bisa berkembang dalam lingkup yang lebih luas dengan  saling sharing pengalaman dengan perusahaan yang lainnya. Sebagai bentuk ajang kompetisi inovasi internal maka PT. Len Industri (Persero) menyelenggarakan event yang diberi nama  LENNOVATION secara tahunan.

Bagaimana hubungan kerja antara WKM dan AMMPI menjadi bahan diskusi dan dijelaskan bahwa WKM lahir lebih dahulu sejak 1997 kemudian dalam perjalanannya mengalami perkembangan dan adaptif dalam menghadapi tantangan dan mengoptimalkan peluang yang ada maka pada tahun 2008 dibentuk AMMPI yang semakin memperkuat bargaining power dalam membangun ekosistem mutu dan produktivitas di Indonesia yang berkiprah dan berkarya baik dalam lingkup nasional maupun internasional.

Selain itu juga mewacanakan perkembangan jumlah peserta TKMPN yang semakin banyak dapat mulai diinisiasi penyelenggaraan TKMPN secara berjenjang mulai tingkat daerah atau wilayah kemudian ke tingkat nasional yang perlu dikelola lebih lanjut oleh WKM dan AMMPI. Adapun kriteria penilaian yang digunakan pada event nasional dan internasional adalah merujuk standard penilaian yang berbasis pada siklus PDCA, paper dan presentation.

Membangun sinergitas. Sebagai sebuah proses dan perjalanan panjang yang dirintis bersama maka para pihak berharap dapat membangun sinergitas secara berkelanjutan dengan berkolaborasi pada kegiatan inovasi, mutu dan produktivitas baik pada skala nasional dan internasional.  Di penutup anjangsana ini tidak lupa menyampaikan pesan moral bersama :

Bila tuan ke Kebumen, jangan lupa singgah ke Yogya. Semoga kinerja PT Len, semakin prima dan berjaya. Jalan-jalan ke Bandung, belanja oleh-oleh roti Kartika sari. Mari kita saling mendukung, sebagai bentuk kolaborasi. Terasa semakin dekat dan semakin akrab tatkala para pihak berfoto bersama dengan latar PT. Len Industri (Persero) di Bandung. Jayalah AMMPI dan WKM. Jayalah Indonesia.