Indonesia Quality Excellence Festival (IQEF) 2025 kembali hadir sebagai forum strategis bagi para pemimpin bisnis nasional. Acara bergengsi ini, yang dikelola oleh AMMPI & WKM, baru-baru ini menyoroti sebuah topik krusial: Memimpin di Era Disrupsi. Melalui sesi diskusi panel yang inspiratif, para pimpinan dari tiga raksasa industri – ANTAM, PETROKIMIA GRESIK, dan BCA – berbagi pandangan mendalam mengenai strategi esensial agar perusahaan dapat tetap kompetitif dan sehat.
Tiga Dimensi Utama Ketangguhan di Tengah Badai Disrupsi
Inti dari diskusi panel yang kaya wawasan tersebut menegaskan bahwa kepemimpinan di tengah turbulensi disrupsi menuntut lebih dari sekadar reaksi cepat. Ia berpusat pada upaya berkelanjutan untuk Membangun Ketangguhan Perusahaan (Resilience) dalam tiga dimensi fundamental:
- Ketangguhan Keuangan (Buffer): Menjamin ketersediaan bantalan atau cadangan finansial yang memadai untuk menyerap guncangan tak terduga dan membiayai inisiatif strategis.
- Ketangguhan Operasional (Engine): Memastikan proses bisnis inti berjalan efisien, adaptif, dan mampu merespons perubahan pasar dengan cepat. Ini adalah mesin pendorong kinerja.
- Ketangguhan Budaya Perusahaan (Soul): Membangun semangat, nilai, dan pola pikir kolektif yang mendukung perubahan, keberanian mengambil risiko, dan kolaborasi. Inilah jiwa yang menggerakkan seluruh organisasi.
Tiga pilar ketangguhan ini didorong oleh tiga elemen utama yang disebut sebagai Pendorong Ketangguhan (Resilience Driver): Kepemimpinan (Leadership) yang visioner, Kapabilitas Sumber Daya Manusia (Capability of People) yang relevan, dan Manajemen Inovasi Struktural (Structural Innovation Management) yang terintegrasi.
Inovasi Berbasis People dan Budaya Inovasi sebagai Kunci Kemenangan
Mengutip kesimpulan dari Boston Consulting Group (BCG), perusahaan yang berhasil mengembangkan ketangguhan ini di tengah disrupsi adalah pihak yang akan MEMENANGKAN PERSAINGAN di masa depan. Ketangguhan bukan lagi sekadar pilihan, melainkan syarat utama untuk bertahan dan berkembang.
Oleh karena itu, salah satu inisiatif strategis yang ditekankan dalam forum IQEF 2025 adalah penegasan kembali fokus pada INOVASI berbasis Sumber Daya Manusia (People) dan BUDAYA INOVASI. Inovasi sejati berakar dari ide-ide dan eksekusi yang didukung oleh setiap individu di dalam organisasi, bukan hanya menjadi domain departemen tertentu.
Ketangguhan: Bukan Proyek Sementara, tapi Strategi Utama
Para panelis sepakat bahwa membangun ketangguhan di era disrupsi tidak boleh dipandang sebagai sebuah ‘proyek’ yang bersifat darurat dan sementara. Sebaliknya, upaya ini harus diangkat dan diintegrasikan sebagai bagian tak terpisahkan dari Strategi Utama Perusahaan secara permanen. Hal ini mencerminkan komitmen jangka panjang untuk menghadapi ketidakpastian secara proaktif.
Disrupsi: Ancaman yang Menyimpan Peluang Tumbuh Lebih Kuat
Diskusi panel yang diadakan di ajang IQEF 2025 ini ditutup dengan sebuah pemahaman kolektif yang mencerahkan:
- Disrupsi tidak hanya membawa ancaman, namun juga mengandung unsur PELUANG besar.
- Perusahaan harus mampu mengubah disrupsi menjadi momentum emas untuk tumbuh lebih kuat dan melesat lebih jauh, terutama melalui penguatan Inovasi Berbasis People dan Budaya Inovasi.
Semoga semangat yang lahir dari IQEF 2025 ini dapat menginspirasi seluruh Perusahaan Indonesia untuk terus tumbuh secara tangguh, sehat, dan kompetitif, demi mewujudkan visi Indonesia Emas.
Salam Inovasi AY