Anggaran Rumah Tangga (ART)

Pasal 1
SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN

  1. Permohonan untuk menjadi Anggota diajukan dengan jalan mengisi formulir yang disediakan untuk maksud itu kepada Dewan Pengurus, sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
  2. Wewenang untuk menerima atau menolak keanggotaan seseorang, sepenuhnya ada pada DewanPengurus Daerah.
  3. Dewan Pengurus Daerah dapat menolak permohonan keanggotaan, jika terdapat bukti-bukti bahwa pemohon telah melakukan perbuatan-perbuatan atau mempunyai ideologi yang bertentangan dengan asas, maksud dan tujuan AMMPI atau tidak memenuhi syarat keanggotaan.

 

Pasal 2
PENGESAHAN KEANGGOTAAN

Keanggotaan mulai berlaku setelah mendapat pengesahan dari Dewan Pengurus Daerah.

Pasal 3
PEMUTUSAN KEANGGOTAAN

Seorang anggota yang hendak berhenti dari AMMPI harus mengajukan secara tertulis kepada Dewan Pengurus Daerah sekurang-kurangnya satu bulan sebelumnya.

Pasal 4
PEMBEKUAN KEANGGOTAAN

  1. Bilamana anggota tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 dari Anggaran Dasar AMMPI, anggota tersebut dapat dikenakan pembekuan hak atau pemberhentian.
  2. Keputusan pembekuan hak atau pemberhentian harus disampaikan kepada anggota yang bersangkutan dengan tertulis dan disertai alasan-alasannya.
  3. Pembekuan hak terhadap anggota dilakukan oleh DewanPengurus Daerah untuk selama tidak lebih dari 3(tiga) bulan.
  4. Anggota yang dibekukan haknya dapat naik banding pada Rapat Anggota.
  5. Pembekuan hak terhadap anggota dapat dilanjutkan dengan pemberhentian atau pemberhentian oleh Dewan Pengurus Pusat.

 

Pasal 5
PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN

  1. Anggota yang diberhentikan dapat naik banding kepada Rapat Anggota.
  2. Rehabilisasi pemberhentian harus disampaikan kepada anggota yang bersangkutan secara tertulis dan diumumkan paling lambat 1(satu) bulan kemudian.

 

Pasal 6
SANKSI

  1. Apabila anggota terlambat melunasi pembayaran iuran anggota lebih dari tiga bulan sejak jatuh tempo maka Dewan Pengurus Daerah memberi peringatan secara tertulis dan dikonfirmasikan permasalahannya secara lisan, melalui telepon atau kunjungan.
  2. Apabila anggota yang bersangkutan mengabaikan peringatan ini, maka Dewan Pengurus Daerah dapat membekukan haknya sebagai anggota dan dapat dilanjutkan dengan pemberhentian.

 

Pasal 7
MUTASI

Seorang anggota yang hendak pindah bekerja dan/atau pindah lokasi bekerjanya harus memberitahukan secara tertulis perihal kepindahannya tersebut kepada Dewan Pengurus.

 

Pasal 8
RAPAT

  1. Rapat Anggota, Rapat DewanPengurus, dan Rapat Dewan Pengawas/Pembina berlangsung sah jika dihadiri lebih dari ½ (setengah) jumlah yang diundang.
  2. Apabila ketentuan ayat 1 tidak dipenuhi, maka Rapat baru dianggap sah setelah penundaan waktu selama 4 jam.

 

Pasal 9
KONGRES

  1. Kongres berlangsung sah jika dihadiri lebih dari ½ (setengah) jumlah Anggota Pendiri, jumlah Anggota Biasa, dan jumlah Perwakilan utusan yang telah ditetapkan.
  2. Apabila ketentuan ayat 1 tidak dipenuhi, maka Kongres baru dianggap sah setelah penundaan waktu selama 2 jam.
  3. Peserta Kongres harus membawa Kartu Anggota Pendiri, Kartu Anggota Biasa.
  4. Kongres dipimpin oleh Majelis yang terdiri dari 2 (dua) orang wakil Dewan Pengurus, 1 (satu) orang wakil Dewan Pengawas dan 2 (dua) orang unsur peserta, untuk selanjutnya memilih Pimpinan Sidang Pleno.
  5. Jika diperlukan maka Dewan Pengurus dapat mengundang pihak-pihak lain untuk menghadiri Kongres.

 

Pasal 10
PERSIAPAN KONGRES

  1. Tiga bulan sebelum diselenggarakan Kongres, Dewan Pengurus harus sudah mengirimkan pemberitahuan rencana Kongres disertai dengan usulan Agenda Acara Kongres kepada setiap Anggota Dewan Pengurus, Dewan Pengawas dan anggota.
  2. Selambat-lambatnya 1 ½ (satu setengah) bulan sebelum Kongres, Dewan Pengawas dan Anggota dapat mengusulkan Agenda Tambahan ke dalam Acara Kongres.
  3. Selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu sebelum Kongres, Dewan Pengurus harus sudah mengirimkan undangan untuk Kongres kepada Dewan Pengawas dan anggota, disertai dengan susunan Agenda Sementara Acara Kongres.
  4. Agenda Acara Kongres, disahkan oleh Kongres.

 

Pasal 11
PEMBENTUKAN DEWAN PENGURUS DAERAH DAN DEWAN PENGURUS CABANG

  1. Dewan Pengurus Pusat dapat menunjuk anggota di Daerah Tingkat I sebagai perwakilan di daerah yang bersangkutan.
  2. Apabila jumlah anggota di Daerah Tingkat I lebih dari 10 orang dapat membentuk Dewan Pengurus Daerah dan Dewan Pengurus Cabang.
  3. Dewan Pengurus Daerah Tingkat I dan Dewan Pengurus Cabang terdiri dari seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang Wakil Ketua, dan seorang Bendahara.

 

Pasal 12
KONGRES LUAR BIASA

Kongres Luar Biasa diselenggarakan dalam waktu 2 (dua) bulan setelah permohonan disampaikan oleh ¾ (tiga per empat) jumlah anggota diterima.

 

Pasal 13
RAPAT KERJA DEWAN PENGURUS PUSAT

  1. Peserta Rapat Kerja Dewan Pengurus Pusat adalah seluruh anggota Dewan Pengurus Pusat, dan 2 orang utusan dari setiap Dewan Pengurus Daerah.
  2. Rapat Kerja Dewan Pengurus Pusat dianggap sah jika sekurang-kurangnya dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota Dewan Pengurus Pusat dan ½ (setengah) jumlah utusan Dewan Pengurus Daerah sesuai ayat 1 di atas.
  3. Apabila ketentuan ayat 2 di atas tidak dipenuhi maka Rapat Kerja Dewan Pengurus Pusat baru dianggap sah setelah penundaan waktu selama 2 jam.
  4. Rapat Kerja Dewan Pengurus Pusat dipimpin langsung oleh Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat atau yang diberi kuasa olehnya.
  5. Rapat Kerja Dewan Pengurus diadakan setiap 6 (enam) bulan sekali.

 

Pasal 14
RAPAT KERJA BADAN PENGURUS DAERAH

  1. Rapat Kerja Dewan Pengurus Daerah berlangsung sah jika dihadiri lebih dari ½ (setengah) jumlah Dewan Pengurus Daerah.
  2. Apabila ketentuan ayat 1 tidak dipenuhi, maka Rapat Kerja Dewan Pengurus Daerah baru dianggap sah setelah penundaan waktu selama 2 jam.
  3. Peserta Rapat Kerja Dewan Pengurus Daerah harus membawa surat anggota pengurus dari Dewan Pengurus Daerah yang bersangkutan.
  4. Rapat Kerja Badan Pengurus Daerah dipimpin oleh Ketua DPD, untuk selanjutnya memilih Pimpinan Sidang Pleno.
  5. Utusan Dewan Pengurus Daerah wajib mengikuti Rapat Kerja Dewan Pengurus Daerah.
    Jika diperlukan maka Dewan Pengurus Daerah dapat mengundang pihak-pihak lain untuk menghadiri Rapat Kerja Dewan Pengurus Daerah.
  6. Rapat Kerja Dewan Pengurus Daerah diadakan setiap 3 bulan sekali.

 

Pasal 15
RAPAT ANGGOTA

  1. Rapat Anggota dianggap sah jika sekurang-kurangnya dihadiri oleh lebih dari ½ (setengah) jumlah anggota yang ada di suatu Daerah, Cabang atau Perwakilan.
  2. Jika ketentuan ayat 1 di atas tidak terpenuhi, maka Dewan Pengurus Daerah dan/atau anggota yang hadir dapat menentukan kebijaksanaan lain.
  3. Undangan untuk Rapat Anggota harus disampaikan secara tertulis kepada anggota sekurang-kurangnya 2 minggu sebelum Rapat Anggota diselenggarakan, yang antara lain telah memuat agenda sementara rapat.
  4. Agenda rapat harus disahkan oleh peserta rapat.
  5. Rapat Anggota dipimpin oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah
  6. Jika dianggap perlu, maka Dewan Pengurus Daerah dapat mengundang pihak lain untuk hadir dalam Rapat Anggota sebagai peninjau.

 

Pasal 16
SYARAT-SYARAT KEPENGURUSAN

Syarat-syarat umum Kepengurusan untuk Tingkat Pusat dan Daerah :

  1. Anggota yang berkepribadian baik
  2. Memberi waktu yang cukup untuk organisasi
  3. Bersikap melayani dan rela berkorban untuk organisasi
  4. Bertempat tinggal dalam wilayah kepengurusan yang bersangkutan.

Syarat-syarat khusus Kepengurusan untuk Tingkat Daerah:

  1. Sekurang-kurangnya telah 1 tahun menjadi anggota.
  2. Pernah mengikuti Pendidikan Pengendalian Mutu Terpadu (PMT) / Total Quality Manajemen (TQM).
  3. Dipilih dan diangkat oleh Rapat Anggota, atau oleh Pimpinan terpilih.

 

Pasal 17
TATA CARA PEMILIHAN PENGURUS

Pemilihan Formatur :

  1. Pemilihan Pengurus dilakukan melalui sistem Formatur
  2. Formatur terdiri dari 3 orang yang dipilih oleh Kongres/Rapat Anggota
  3. Pencalonan Formatur dilakukan secara tertulis
  4. Setelah calon-calon didaftar oleh Pimpinan Kongres/Rapat Anggota, kemudian dilakukan pemungutan suara menurut peraturan yang ditetapkan tersendiri.

Pemilihan Pengurus :

  1. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat /Ketua Dewan Pengurus Daerah, adalah anggota Formatur yang memperoleh suara terbanyak. Dalam hal yang bersangkutan tidak bersedia menjadi Ketua Umum DPP/Ketua Dewan Pengurus Daerah, maka suara terbanyak kedua berhak menggantikannya, dan seterusnya.
  2. Anggota Dewan Pengurus Pusat / Dewan Pengurus Daerah lainnya dipilih oleh Formatur.

 

Pasal 18
KEANGGOTAAN PENGURUS

  1. Keanggotaan Pengurus Pusat / Daerah / Cabang berakhir karena :
  2. Berhenti sebagai anggota AMMPI
  3. Atas permintaan sendiri
  4. Berakhir masa bakti kepengurusan.
  5. Diberhentikan oleh Rapat Dewan Pengurus Pusat /Dewan Pengurus Daerah / Dewan Pengurus Cabang karena melanggar tata tertib organisasi.
  6. Terbentuk susunan Dewan Pimpinan baru yang sah.
  7. Pengurus Inti dapat memegang jabatan yang sama maksimum dua periode berturut-turut.
  8. Yang dimaksud pengurus inti dalam Dewan Pengurus Pusat adalah Ketua Umum, Ketua, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum. Pengurus inti dalam Dewan Pengurus Daerah adalah Ketua, Sekretaris dan Bendahara.

 

Pasal 19
DANA PARTISIPASI, IURAN ANGGOTA DAN IURAN ORGANISASI

  1. Dana partisipasi dan iuran partisipasi bulanan pendiri ditentukan oleh rapat Dewan Pengurus Pusat.
  2. Uang pangkal dan iuran anggota ditentukan oleh Rapat Dewan Pengurus Pusat.

Iuran Organsasi :

  1. Setiap Cabang wajib membayar iuran kepada Dewan Pengurus Pusat sebagai iuran organisasi.
    Besarnya iuran ditentukan dalam Rapat Dewan Pengurus Pusat.
  2. Nilai nominal iuran anggota diatur dalam Peraturan Organisasi.

 

Pasal 20
PENCARIAN DANA

Mempertimbangkan Mukadimah Anggaran Dasar dan dalam rangka mewujudkan Pasal 14 Anggaran Dasar tentang sumber dana, maka AMMPI bekerjasama dengan Wahana Kendali Mutu.

 

Pasal 21
HAK SUARA

Hak suara tidak bisa dilimpahkan/diwakilkan.

Pada setiap pemungutan suara:

  1. Setiap anggota bisa mempunyai hak 1 suara dalam Rapat Anggota
  2. Setiap peserta mempunyai hak 1 suara dalam Kongres.

 

Pasal 22
TANDA-TANDA POKOK ORGANISASI

Lagu, Lambang dan Atribut Organisasi ditetapkan oleh Kongres.

 

Pasal 23
PENUTUP

Hal-hal yang belum tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga ini, diatur dalam Peraturan Organisasi.