International Quality and Productivity Convention (IQPC) 2022 sebagai Karya Anak Bangsa yang Melegenda

Karya anak bangsa yang melegenda sebagai judul dalam tulisan ini sangatlah tepat dan beralasan. Sebagai anak bangsa di negeri tercinta Indonesia ini berbagai kiprah dan karya nyata telah, sedang dan terus diukir untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa anak bangsa ini bisa berkarya dan berdaya saing di tingkat global. Tidak sekedar sebuah karya begitu saja namun mulai dari proses dan hasilnya sungguh melegenda karena melibatkan para pihak berkepentingan baik di dalam negeri maupun para kolaborator  luar negeri yang menjadi pejuang mutu dan produktivitas kemudian mempertemukaannya dengan karya inovasi unggulan dan keberhasilan dalam menata kelola perusahaan yang ekselen serta  berdaya saing global. Tema sentral yang diangkat adalah “Raise of Innovation Spirit to Overcome the Crisis”.

Untuk ketiga kalinya konvensi internasional mutu dan produktivitas atau International Quality and Productivity Convention (IQPC) diselengarakan di Bali bertempat di Hotel Harris Sunset Road.  Konvensi ini akan berlangsung dari 24 – 27 Oktober 2022. Acara yang dikoordinir oleh Indonesian Quality and Productivity Management Association (IQPMA) atau Asosiasi Manajemen Mutu dan Produktivitas Indonesia dan Wahana Kendali Mutu (WKM) ini diselenggarakan setiap tahun sejak tahun 2012, berpindah-pindah tempat dan terakhir diselenggarakan di Bali tahun 2019 sebelum pandemi Covid 19 mulai melanda Indonesia.

Ketua Penyelenggara IQPC, Ir. Budihartono. M.Sc., menerangkan bahwa konvensi semacam ini secara filosofis lebih merupakan ajang sharing inovasi dari berbagai jenis usaha atau industri mulai dari farmasi, pertambangan, manufaktur, dan industri barang dan jasa lainnya. “Tiap-tiap tim unjuk kebolehan atas inovasi yang mereka ciptakan dan pengaruhnya terhadap mutu dan produktivitas atau kinerja.

“Mereka dinilai oleh juri yang kompeten, lalu diberi apresiasi” lanjut Budi.

Salah satu keuntungan keikut-sertaan dalam konvensi ini adalah tiap-tiap tim memiliki peluang untuk menguji sekaligus mengadopsi manakala ada inovasi yang layak dikembangkan bagi perusahaannya. “Sangat dimungkinkan terjadi cross knowledge opportunities,” tukas Budi.

Ketua Bidang Luar Negeri (Head of Foreign Affairs, Damayanti, S.E., M.M), menambahkan bahwa jumlah peserta konvensi sekitar 500 orang, terdiri dari 114 tim dari 10 negara, diantaranya dari Amerika Serikat dan Rusia, dibagi dalam empat stream atau kelompok besar tim presentasi. Tiap-tiap stream akan menampilkan sekitar 28-29 tim inovator. Damayanti menambahkan, “Selain sharing inovasi, dalam konvensi ini juga akan dihadirkan para pakar manajemen maupun teknologi inovasi. Diantaranya adalah Mangalika de Silva PhD dari Universitas Sri Jayewardenepura, Sri Lanka. Ada juga Dato’ Abdul Latif, Direktur Jenderal Malaysia Productivity Corporation. Dari Indonesia akan hadir Ir. Agung Yunanto, M.M., M.B.A., yang ahli di bidang Human Capital, Business Development, Merger & Acquisition.

Pada bagian lain, President of  IQPMA, Suradi, S.E., M.M, menyatakan ajang seperti ini sangat penting dan bermanfaat bagi individu maupun tim memperoleh kesempatan mempresentasikan karya-karya unggulan di ajang international. Menurut Suradi, konvensi ini sangat bermanfaat bagi para pimpinan/manajemen perusahaan karena dapat membuka wawasan baru dalam menyikapi penerapan Sistem Manajemen Mutu Terpadu dan perkembangannya. Belum lagi dalam ajang seperti ini juga terbuka terjalinnya kerjasama internasional, minimal terjadi sharing pengalaman dan inovasi untuk meningkatkan mutu dan produktivitas dengan membangun ekosistem simbiosis mutualistik sinergik yang berkelanjutan dan berkemajuan.

Suradi merasa bersyukur karena pandemi Covid 19 berangsur normal dan pihaknya dapat menyelenggarakan acara ini di Bali. Acara semacam ini secara langsung maupun tidak langsung dapat memberikan efek ekonomi bagi penyelenggara wisata, industri kecil dan  memperkenalkan adat dan budaya Bali yang memiliki daya magis bagi pariwisata internasional. Oleh karena itu acara ini juga  sebagai aktualisasi Gerakan cinta produk-produk Indonesia dan turut berkontribusi untuk pemberdayaan ekonomi berbasis UMKM.

Suradi menyatakan jika jumlah peserta resmi sekitar 500 orang, ditambah penggembira, maka paling tidak akan membantu meningkatkan tingkat hunian kamar hotel, persewaan kendaraan, kuliner dan lain-lain. Belum lagi ada program kunjungan ke beberapa obyek wisata di Bali. “Diharapkan mereka akan belanja kerajinan maupun oleh-oleh khas Bali,” kata Suradi. Menjadi harapan bersama bahwa penyelenggaraan IQPC 2022 ini bukan akhir sebuah perjuangan dan perjalanan panjang sebuah komitmen dan dedikasi tinggi pejuang mutu dan produktivitas namun sebagai milestone untuk menghadapi tantangan menjadi peluang ke depan di era VUCA yaitu di jaman yang penuh Volatility (gejolak), Uncertaintly (ketidakpastian yang tinggi), Complexity (kompleksitas permasalahan nasional dan global) dan Ambiquity (ketidakjelasan informasi antara yang berdasarkan fakta dan hoax). Oleh karena itu semangat berkolaborasi antar lembaga antar negara menjadi alternatif solusinya dengan membangun kerjasama bilateral yang dituangkan dalam MoU.   (Kiriman : Suradi, SE, MM-AMMPI)