Apa itu syukur. Syakuur berasal dari kata Syakara yang berarti pujian atas kebaikan dan penuhnya sesuatu. Maha bersyukur Allah yang mengembangkan atau memperbanyak imbalan yang dilakukan oleh hamba-hambanya meskipun amalannya sedikit. “Dia mensyukuri ketaatan hambanya sehingga arti syukur Allah adalah dengan memberi mereka banyak pahala dan menerima amal mereka yang sedikit diganti dengan pahala yang sangat banyak (Imam Al Qurthubi).
Asy Syakuur adalah yang berterima kasih atas amal yang sedikit, yang memaafkan kesalahan yang banyak dan Dia tidak mengabaikan balasan bagi orang-orang yang berlaku baik bahkan melipatgandakannya (The Miracle of Asmaul Husna). Bahkan Imam Khattabi berkata : Asy Sayakuur adalah mensyukuri (berterima kasih) ketika hanya dipatuhi sedikit saja yang memberi kenikmatan yang banyak dan yang menerima balasan terimakasih yang sedikit .
Ibrah dan hikmah sebuah kisah. Seseorang sedang menjalani perjalanan melihat sebuah tenda. Di dalam tenda tersebut ada seseorang yang senantiasa mengucapkan hamdallah dan tasbih. Ternyata orang tersebut adalah orang yang buta, tangannya buntung dan dalam kondisi ekonomi yang tergolong miskin. Kemudian musafir tersebut bertanya dan berdialog dengan orang yang berada dalam tenda tersebut : Apa alasan anda mengucapkan hamdallah dan tasbih? Orang tersebut menjawab sebagai berikut :
Bukankah hari ini aku diberikan akal sehat sehingga bisa membedakan yang baik dan yang benar? Ya benar
Bukankah aku masih bisa mendengarkan lantunan Al Quran? Ya benar
Bukankah di luar sana banyak orang yang tidak berdzikir menyebut asma Allah? Ya benar
Bukankah di luar sana banyak orang menyembah berhala? Ya benar
Ayat Al Quran yang mendasarinya. Nama Asy Syakuur telah disebutkan oleh Allah beberapa kali di dalam Al Quran, antara lain :
(QS At Taghabun : 17) “Jika kamu meminjamkkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu dan Allah Maha Pembalas jasa lagi maha pengampun.”
(Q.S.14:7) “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan : Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Pengaruh positif. Menjadi motivasi buat hamba Nya agar senantiasa mensyukuri nikmat Nya sekecil apapun nikmat bila disyukuri pasti akan ditambah nikmat oleh Nya. Begitu banyak nikmat Allah yang dikaruniakan kepada kita yang selayaknya kita bersyukur. Di saat pandemi Covid-19 ini atau bahkan ketika kondisi normalpun begitu mahalnya menghirup oksigen ketika harus dibantu dengan tabung oksigen sedangkan Allah memberikan kebebasan dan gratis untuk menghirup oksigen ketika kita dalam keadaan sehat wal afiat.
Aplikasi dalam kehidupan. Berusaha mensyukuri segala nikmat Nya dengan memperbanyak dzikir (hamdallah) kepada Allah dimanapun dan kapanpun kita berada dan berkarya. Menjalankan segala kewajiban yang ditetapkan Allah dan rasul Nya dengan berpedoman pada Kitabullah dan Sunnah Rasul. Berterima kasih kepada orang-orang yang telah menjadi jalan kebaikan dan datangnya nikmat dengan cara berkumpul dengan para guru kita dengan para orang-orang sholeh sehingga senantiasa terjaga dan semakin memperkuat derajat iman dan takwa. Tidak menggunakan nikmat dari Nya untuk bermaksiat namun sebaliknya kita menggunakan nikmat Allah untuk jalan kebaikan seperti kendaraan yang kita miliki untuk memberikan kemudahan kita mengikuti majlis ilmu, ke masjid dan lokasi kebaikan lainnya.
Sebagai rasa syukur kita maka apa yang diperoleh dalam setiap majlis ilmu dapat diaktualisasikan dengan turut mensyiarkan kepada suami/istri, anak, cucu dan teman-teman terdekat sehingga semakin menebarkan manfaat dan bernilai ibadah.
Tiga nikmat dan cara mensyukurinya. Pertama,nikmat hidup karena banyak saudara-saudara kita yang sudah wafat sedangkan kita masih diberikan nikmat hidup untuk dijadikan ladang bertambahnya amal kebaikan dan menebarkan manfaat. Kedua, nikmat kemerdekaan untuk memilih dan membedakan mana yang haq dan mana yang batil,. Ketiga, nikmat hidayah yang Allah karuniakan sedang kita bertugas untuk menyampaikan risalah kebenaran dan mengajak kepada orang lain (sampaikanlah walau hanya satu ayat).
Sedangkan cara mensyukuri nikmat Allah ada empat. Pertama, meyakini bahwa segala sesuatu hanya milik Allah termasuk orang-orang terdekat kita seperti orangtua, suami/istri, anak, cucu yang satu per satu akan meninggalkan kita. Kedua, selalu memuji Allah dengan ucapan Alhamdulillah sebagai tanda rasa syukur kita atas karunia dan nikmat yang Allah berikan.Ketiga, memanfaatkan nikmat yang diberikan untuk jalan kebaikan dan menebarkan manfaat bagi kemaslahatan umat. Keempat, berterima kasih kepada orang yang menjadi jalan kebaikan seperti para guru ngaji, guru majlis taklim dan sejenisnya sehingga kita bisa belajar membaca Al Quran dan mengdapatkan ilmu dan hikmah lainnya.
Mutiara hikmah. Sesungguhnya Allah Ta’ala sedikitpun tidak akan berbuat aniaya terhadap kebaikan orang mukmin. “Penghargaannya diberikan sewaktu dia di dunia dan di akherat kelak diapun akan mendapatkannya. Adapun orang kafir hanya akan mendapatkannya di dunia saja. Sedangkan di akherat dia tidak akan mendapatkan apa-apa dari kebaikannya itu”. (HR Ahmad).
Rasanya kita perlu dan wajib menyediakan waktu sejenak untuk memuhasabah diri, kilas balik diri atau berkontemplasi diri untuk mensyukuri atas nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita dengan segala pengalaman secara fisik, emosional dan spiritual.
Ada pesta ada hadiah, hadiah dibuka isinya arloji. Semoga tulisan ini menambah ilmu dan hikmah, sebagai nasehat bermuhasah diri.
Keberhasilan suatu ORGANISASI sangat dipengaruhi oleh bagaimana ORGANISASI dapat membahagiakan pelanggan (internal maupun eksternal) yang dituju. ORGANISASI sebagai sebuah sistem memfokuskan kegiatan pada pelanggan agar dapat lebih efisien, efektif dan produktif dalam menjalankan kegiatan dan memberikan jasa maupun produk yang berkualitas sesuai dengan need & want pelanggan eksternal. Di lain pihak juga harus membahagiakan pelanggan internal agar dapat menghasilkan layanan yang berkualitas.
Pelayanan pelanggan hendaknya diarahkan kepada pelayanan yang berkesinambungan bahkan sampai seumur hidup dalam mencapai kebahagiaan pelanggan. Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan jasa adalah mendengar suara pelanggan dalam arti bahwa organisasi melakukan interaksi dengan pelanggan yang disertai umpak balik sebagai control dan ukuran keberhasilan.
Suara pelanggan diterjemahkan menjadi program organisasi. Layanan diberikan menurut kebutuhan dan keinginan pelanggan yang pada tahap lanjut perlu diberikan antisipasi layanan terhadap latent needs agar pelanggan merasa bahagia.
Kualitas jasa sangat ditentukan oleh pelanggan. Oleh karena itu suara pelanggan menjadi pertimbangan dan masukan utama dalam penyusunan strategi dan inovasi organisasi seperti kegiatan ritual service quality yang saat ini sedang dan terus digairahkan di beberapa organisasi. Apakah seluruh suara pelanggan diterjemahkan menjadi program organisasi? Suatu hal yang pasti tiada sempurna namun ada yang lebih baik karenanya perlu seleksi terhadap suara pelanggan.
Program pelayanan berkualitas menuju kebahagiaan pelanggan diharapkan mengkristal pada seluruh anggota organisasi. Kualitas layanan adalah daya saing organisasi yang merupakan kunci sukses. Hal ini dapat diaktualisasikan dengan inovasi, inovasi dan inovasi yang tiada henti baik dalam dimensi kuantitas maupun kualitasnya.
ANAlisa KONdisi yang Ada (ANAKONDA).
Kiprah ORGANISASI dalam menemukenali munculnya inovasi dari para pemangku kepentingan ORGANISASI telah lama digulirkan mulai yang bersifat kelompok seperti Gugus Kendali Mutu (GKM) dan Proyek Kendali Mutu (PKM) atau yang bersifat individual seperti Suggestion System, Circle Leader, pemenuhan terhadap performance indicator tingkat ORGANISASI, nasional dan global, pemenuhan terhadap klausul ISO dan kriteria Malcolm Baldrige serta pemenuhan terhadap Kontrak Manajemen.
Dari perolehan atau produktivitas inovasi tersebut bisa dilihat dari 3 perspektif yakni Pelayanan, Teknik (Produksi) dan Support. Kondisi yang ada porsi inovasi yang berbasis pelayanan umumnya lebih sedikit mengemuka. Namun demikian munculnya inovasi dari Teknikdan Support secara value chain punya kontribusi juga terhadap pemenuhan need & want customer secara tidak langsung.
Inovasi yang beorientasi pelanggan.
Dalam perjalanannya ORGANISASI umumnya telah menerbitkan beberapa kebijakan yang terkait dengan pengelolaan inovasi yang didalamnya mendefinisikan bahwa inovasi adalah proses yang kreatif dalam penciptaan hal-hal/ide atau metode baru maupun kegiatan perbaikan ulang baik dalam bentuk produk, proses atau jasa yang dikembangkan dan diperdagangkan melalui tahapan kegiatan yang berhubungan dengan penciptaan nilai dan peningkatan produktivitas.
Sejalan dengan tuntutan kebutuhan dan keinginan pelanggan yang semakin dinamis dan sophiscated maka harus diimbangi dengan innovation dan continuous improvement yang beorientasi kepada pelanggan. Suatu organisasi sebagai barometer dan motor penggerak pendapatan adalah pelanggan seharusnyalah terus bergerak memotivasi jajarannya dengan menetapkan tema inovasi setiap tahunnya.
Banyak organisasi yang memiliki komitmen tinggi dan mendukung munculnya inovasi yang berorientasi kepada pelanggan karena ada pengembangan organisasi yang menata kelola customer care (after sales) dan beberapa unit kerja yang menangani sales. Sehingga secara fungsi hal tersebut menjadi strength dan opportunities for improvement dalam berinovasi. Yang menjadi tuntutan kita bagaimana melakukan change habit dan change attitude menuju ke inovasi yang merefleksikan rejuvenate service quality.
Pendekatan 5 System Component
Bagaimana membumikan inovasi yang bisa berorientasi kepada pelanggan? Ada pendekatan yang relevan dalam me_rejuvenate our service quality thru innovation yakni 5 system component. Pendekatan ini lebih menyentuh pada proses organizational learning sehingga total comprehensive.
Komponen-1, strategy & policy.
Hal ini bisa menginspirasikan manajemen untuk mengaktualisasikan inovasi dalam bentuk strategy dan policy yang menunjang service quality. Hal ini diakomodasi dengan munculnya ajang Quality Strategic Innovation (QSI).
Komponen-2, Proses bisnis on SerQual.
Dapat dilakukan dengan perbaikan proses yang eksisting maupun create new business process terutama proses untuk memberikan kemudahan, kecepatan dan kepastian bagi pelanggan. Tinjauan terhadap proses bisnis secara dinamis dapat diindikatorkan ke dalam tahap Learning dengan melakukan review yang solusinya berupa inovasi.
Komponen-3, IT Tools & Infrastructure for SerQual.
Trend yang terjadi saat ini di era digitalisasi ini inovasi dapat menumbuhkan munculnya inovasi berupa aplikasi sehingga patut dipertahankan dan ditingkatkan lagi karena aktivitas yang dilakukan secara automatically by application sangat memberikan value bagi pelanggan. Hal-hal yang perlu dikembangkan adalah bagaimana IT Tools tersebut dapat terstandarisasi dan terintegrasi sehingga dalam implementasinya tersistem secara korporasi atau minimal regional.
Komponen-4, People attitude, competencies & Pasion.
Suatu hal yang sangat mungkin dalam berinovasi dapat mendorong tumbuhkan kemauan terciptanya environment yang peduli kepada pelanggan. Sehingga cara-cara yang mengarah pada transformation attitude dapat dijadikan lahan untuk berinovasi secara lebih high touch.
Komponen-5, Moment of Truth.
Kesan pertama itu menggoda dan memberikan pesona pelanggan. Untuk itu inovasi yang dapat mendeskripsikan bagi para petugas yang berhubungan dengan pelanggan baik by phone, walk in maupun web in menjadi peluang bagi para inovator di tataran operasional, managerial dan strategic.
Commitment & Consistence
Dalam perjalananannya komitmen dari leader sampai dengan tataran operasional menjadi suatu kebutuhan sehingga dalam berinovasi tidak event mindset tetapi bisa built in dalam operasional. Sedangkan dari aspek konsistensinya antara manajemen, pengelola dan pelaku (inovator) dapat bersinergi dan berkolaborasi antara lain pelaporan hasil karya inovasi dan penilaian dilakukan secara on going process, atensi dan apresiasi manajemen kepada para inovator yang berkelanjutan.
Ingin lihat jam gadang, datanglah ke Bukit tinggi. Selamat berjuang, teruslah berinovasi.
Antara Compliance dan Agility. Ada sebuah pendekatan yang mendasari penyelenggaraan RAKERNAS AMMPI 2022 ini adalah pemenuhan terhadap aspek legal sesuai yang tersurat dan tersirat dalam AD/ART organisasi AMMPI dan menjadi program tahunan AMMPI dalam berkiprah dan berkarya nyata menuai untuk menuai prestasi kinerja.
Dalam proses, perjalanan dan perjuangan panjang AMMPI menuntut agility baik secara personal oleh diri para pengurusnya maupun secara komunal kelembagaan melalui organisasi AMMPI dalam menghadapi tantangan (challenges) dan memanfaatkan peluang (opportunities) untuk hari esok yang lebih baik dan lebih baik lagi.
Kiprah dan Karya Nyata AMMPI. Dalam RAKERNAS ini terdapat 5 bidang ditambah dengan fungsi kesekretariatan dan kebendaharaan DPP AMMPI yang memaparkan unjuk kerja dan usulan yang diharapkan. Tujuh pemateri utama ini telah melakukan konsolidasi internal per bidang masing-masing untuk merumuskan dan menyusun Program Kerja dan Capaian selama 2 tahun terakhir ini (2021-2022) dan usulan Kongres IV 2022. Ke tujuh pemateri tersebut diawali oleh Bidang Hubung Luar Negeri kemudian dilanjutkan ke presenter berikutnya Bidang Penelitian & Pengembangan, Bidang Pengembangan Profesi & Sertifikasi, Bidang Dalam Negeri & Kemasyarakatan, Bidang Pengembangan Organisasi, Kesekretariatan dan Kebendaharaan.
Sedangkan untuk usulan Kongres IV 2022 secara umum memberikan angin segar, warna baru dan semangat terbarukan dengan munculnya beberapa usulan berupa konsep, desain organisas, metodologi dan portofolio baru untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkannya sebagai peluang.
RAKERNAS AMMPI yang digelar pada Sabtu, 23 Juli 2022 kalau kita kilas balik maka DPP AMMPI 2019-2022 telah memutar siklus PDCA selama 3 tahun kurang 1 bulan 3 hari sejak kongres III AMMPI 2019 yang diselenggaraka pada tanggal 27 Agustus 2019. Masih segar di ingatan kita bahwa 3 hari sejak penyelenggaraan Kongres III 2019 langsung gaspol dengan menelorkan rekomendasi ke pemerintah RI dan dilanjutkan berkolaborasi membangun ekosistem mutualistik dengan Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) pada 12 September 2019 turut berkontribusi dalam Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GN P2DS).
Meski setelah RAKERNAS pada 29 Februari 2020 kemudian dilanda pandemi Covid-19 baik di tingkat lokal, regional dan nasional bahkan tingkat global namun banyak dan beragam kiprah dan karya nyata yang telah dan terus kita dedikasikan dan kontribusikan untuk negeri dan menjadi value creation antara lain :
Peran bidang penelitian dan pengembangan dalam menggoalkan program GPEA yang diikuti oleh beberapa aplikan perusahaan di Indonesia dan program IPEA yang merupakan program baru pada tahun ini dan langsung ada 2 institusi yang mengikuti IPEA yaitu dunia akademisi (BINUS) dan perusahaan (anak perusahaan BUMN). Beberapa program training baru antara lain Global Assessor Course (GAC).
Peran bidang pengembangan profesi dan sertifikasi untuk membangun ekosistem mutualistik dengan asosiasi yang berafiliasi terhadap produktivitas antara lain APPRODI dan sejenisnya.
Peran bidang hubungan dalam negeri dan kemasyarakatan menyelenggarakan benchmark atau studi banding dalam negeri antara lain ke PT. Toyota Manufacturing Indonesia dan merintis kolaborasi dengan Toyota Academy untuk menyelenggarakan webinar (ALIF dan lainnya) serta peluang berkolaborasi dengan BLK dan sejenisnya.
Peran bidang hubungan luar negeri yg tetap mempertahankan peserta GPEA dan mencari aplikan baru GPEA, benchmark tingkat internasional dengan pihak luar negeri serta keikutsertaan beberapa perusahaan dalam event inovasi internasional.
Peran bidang pengembangan organisasi yang terus berusaha mempertahankan anggota yang ada dan mencari anggota baru (beberapa orang secara personal maupun komunanl berminat bergabung menjadi anggota baru di AMMPI).
Ke depan sinergitas antar bidang semakin kita perkuat dan memperjelas TUPOKSI yang dirumuskan dalam proses lateral antara lain IPEA, penyelenggaraan webinar (ALIF dan lainnya) oleh Bidang Hubungan Dalam Negeri & Kemasyarakatan. Selain kiprah dan karya nyata melalui pendekatan struktural dan formal organisasi AMMPI maka ada terobosan baru dan kepedulian pejuang AMMPI yang langsung dilakukan oleh Ketua Umum DPP AMMPI dengan menyelenggarakan program EMAS yaitu Edukasi Mutu Awal Santri ke beberapa pesantren di Serpong dan sekitarnya bahkan mendapatkan support dari WKM untuk pemberian hadiah kepada santri aktif atau berprestasi.
Adaptif dan Perbaikan Bekelanjutan. Dengan semakin berkembang dan perubahan lingkungan yang terjadi serta tuntutan para pemangku kepentingan yang semakin dinamis dan sophiscated menjadi challenge (tantangan) AMMPI sehingga wajib hukumnya untuk menyikapi dan mensolusikannya sebagai big opportunity bagi pejuang AMMPI yang tetap komitmen dan konsisten untuk mendedikasikan diri sebagai pejuang mutu dan produktivitas.
Beberapa konsep, design thinking dan new portfolio & methodology telah digagas, diisiasi dan dipresentasikan pada saat RAKERNAS. Untuk lebih fokus pembahasannya maka menjadi embrio untuk diangkat dalam Focus Group Discussion (FGD) dalam sesi khusus Kongres IV 2022 dan mulai dikomunikasikan juga melalui media sosial dan media digital AMMPI. Terus semangat dan semangat terus …. Itulah komitmen pejuang AMMPI berkontribusi untuk negeri.
Terus semangat menyongsong Kongres ke Empat.
Harapan kita dengan RAKERNAS ini sebagai media konsolidasi intern dan antar bidang dalam memperkuat soliditas, solidaritas dan sinergitas AMMPI untuk menjaga dan meningkatkan positive sustainability growth. Selain itu RAKERNAS ini juga sebagai bridging menuju susksesnya Kongres IV AMMPI 2022.
Sukses gelaran RAKERNAS menjadi salah satu indikator keberhasilan dalam memotret performansi dan membangun proses lateral secara holistic view dan terintegrasi secara terstruktur, terukur dan tertelusur. Banyak potensi dan talenta yang menjadi diamond yang masih terpendam mulai dari komitmen, konsistensi dan kompetensi para pejuang mutu dan produktivitas sejati. Mari kita aktualisasikan dalam tataran program aksi dan operasional di lapangan sebagai upaya untuk memberikan Customer solustion melalui Communication dengan memanfaatkan media sosial dan media digital serta memberikan Convinient channel yang bisa mempermudah dan mempercepat akses dan respon atas dinamika pemikiran atau gagasan para talenta dan the next generation AMMPI.
Anak ayam turun sepuluh, mati satu tinggal Sembilan.
Setelah RAKERNAS songsong KONGRES secara utuh dengan semangat kebersamaan.
Bila hari ini hari Sabtu maka kemarin hari Jumat
Potensi AMMPI yuk bersatu padu, raih prestasi penuh semangat
Selamat bekerja dan bekerja sama setelah mengikuti RAKERNAS menyongsong Kongres IV. Teriring doa semoga Allah mudahkan dan berkahi segala urusan kita. Aamiin
Industri kerja telah berhasil menurunkan tingkat kecelakaan dengan mengadopsi perbaikan engineering dan penerapan sistem manajemen K3 yang lebih maju. Namun, kinerja K3 telah mencapai tahap stagnan. Meski sudah banyak uang dan usaha yang dikeluarkan, peningkatan kinerja yang dihasilkan tidak berbeda signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Saat ini, sebagian besar kecelakaan berasal dari kesalahan (error) atau pelanggaran (violation) pekerja. Langkah besar yang harus ditempuh adalah membangun budaya K3 yang baik dan benar, sehingga mempengaruhi perilaku pekerja secara positif, yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat kesalahan dan pelanggarannya serta meningkatkan produktivitas kerja.
Budaya, bisa kita definisikan secara sederhana sebagai perilaku, nilai-nilai dan keyakinan yang menjadi dasar ‘cara melakukan sesuatu’ yang dilakukan seseorang maupun kelompok dalam suatu perusahaan.
Terdapat acuan klasifikasi tahapan budaya K3 perusahaan. Dengan mengetahui di posisi mana perusahaan berada, maka dapat mengetahui apa saja yang diperlukan untuk menuju budaya K3 dalam perusahaan.
2. Analisa Situasi
2.1 Situasi masa lalu
Banyak perusahaan secara komunitas yang beranggapan penerapan Sistem Manajemen K3 menjadi beban yang membutuhkan biaya dan investasi yang cukup besar sehingga tidak menjadi skala prioritas dalam perencanaan dan operasionalnya.
Di sisi lain kesadaran para pekerja maupun manajemen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3 masih dirasakan sebagai beban tambahan sehingga masih terkesan merepotkan dalam melaksanakan suatu pekerjaan bahkan tidak ada sangsi yang diberikan ketika seseorang melanggar kaidah atau aturan K3 baik oleh manajemen internal perusahaan maupun dari eksternal perusahaan termasuk pemerintah.
Organisasi sebagai salah satu perusahaan di bumi nusantara ini yang menerapkan Sistem Manajemen K3 masih belum terintegrasi secara nasional sehingga masih berorientasi pada unit bisnis masing-masing. Dari sisi budgetnyapun masih bervariasi besarannya dan cenderung mengalami kesulitan dalam mengendalikannya serta mengevaluasinya.
2.2 Situasi masa kini
Posisi saat ini meski telah banyak mengalami perubahan paradigma ke arah yang lebih baik terhadap implementasi Sistem Manajemen K3 baik secara individual maupun korporasi namun secara umum persentasenya masih relatif kecil performansi mitra yang menyediakan jasa pengamanan khusus budaya pelayanan belum diukur oleh Organisasi yang dituangkan dalam isian checklist.
Kemampuan sumber daya dalam budaya pelayanan yang dimiliki tidak optimal mengingat sistemnya belum terbangun dan diatur secara kontraktual.
Organisasi dengan transformasi organisasi yang digulirkan dengan terbentuknya unit kerja pengelola K3 secara terpusat maka lebih memudahkan sistem komando dan budget secara nasional dalam menerapkan Sistem Manajemen K3. Dalam penerapannya mulai terintegrasi secara nasional namun budaya K3 secara korporasi belum terbangun secara overall.
2.3 Situasi masa depan
Dengan memperhatikan situasi masa lalu dan masa kini dengan segala kompleksitas permasalahannya harus diikuti dengan perubahan-perubahan ke depan yang lebih baik. Bentuk pola penerapan Sistem Manajemen K3 hendaknya berorientasi pada peningkatan profesionalisme dan proporsinya yang menjadikan K3 sebagai budaya perusahaan. Perubahan dan trend yang muncul dapat dimanfaatkan dengan pendekatan secara komprehensif dan terintergrasi dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 di Organisasi. Ada beberapa segmen yang langsung maupun tidak langsung merasakan fungsi dan peran K3 menjadi budaya perusahaan ini antara lain para stakeholder seperti para pegawai, para pelanggan, regulator dan mitra kerja lainnya.
3. Analisa Masalah
3.1 Analisa OTSW
Opportunities : Memiliki mitra kerja yang membidangi penerapan Sistem Manajemen K3. Kesadaran para stakeholders antara pelanggan dan tamu Organisasi akan pentingnya penerapan Sistem Manajemen K3. Semakin banyaknya peluang Organisasi dalam mengikuti tender yang mensyaratkan penerapan Sistem Manajemen K3 dan sertifikasi K3.
Threats : Perusahaan lain yang telah menerapkan Sistem Manajemen K3 secara lebih komprehensif dan integratifKesiapan perusahaan lain dalam mengikuti tender yang mensyaratkan sertifikasi Sistem Manajemen K3.
Strengths : Kesiapan perusahaan dan karyawan dalam menerapkan Sistem Manajemen K3. Sumber daya keuangan yang menunjang untuk penerapan Sistem Manajemen K3. Teknologi yang dimiliki untuk keperluan monitoring penerapan Sistem Manajemen K3 dengan aplikasi SMK3 dan Safety Care.
Weakness : Mind set karyawan yang masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan K3 yang sesaat sehingga dapat menimbulkan resistensi dan menjadi beban tambahan. Kurangnya kemauan perusahaan untuk mengenali dan atau menangani isu yang menyebabkan buruknya kinerja K3. Anggapan perusahaan sebagian besar masalah ada di tingkatan pekerja terendah dan karyawan masih minim kesadarannya serta hanya menginginkan program K3 yang sederhana. Orientasi pelaksanaan program K3 hanya untuk memperbaiki isu kinerja seperti kecelakaan kerja
3.2 Key Success Factor
Agar sukses dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 yang menjadi key success factors antara lain awareness dan understanding para karyawan dan manajemen Organisasi dalam menjalankan budaya K3, adanya sistem pengukuran kinerja budaya K3 dan kesiapan teknologi yang menunjang kelancaran usaha menuju budaya K3 dalam perusahaan.
4. Analisa Keputusan
4.1 Objective
Strategic : Yang menjadi tujuan secara strategis adalah untuk menerapkan K3 dengan seutuhnya sehingga menjadi budaya perusahaan yang berdampak pada kelangsungan bisnis perusahaan yang diaktualisasikan keseharian kerja dan pencitraan melalui budaya K3.
Financial : Besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk membiayai penerapan Sistem Manajemen K3 cukup signifikan sehingga perlu diformulakan skema baru yang dapat mendukung program K3 sebagai budaya perusahaan secara konsisten.
4.2 Challenges
Business :Dari aspek bisnis tantangan yang dihadapi dalam menerapkan K3 sebagai budaya perusahaan adalah untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan. Risiko yang muncul dalam bisnis sering tidak terdeteksi sehingga perlu langkah-langkah preventive action yang dapat meminimize terjadinya risiko.
Operational : Secara operasional, penerapan Sistem Manajemen K3 dapat menjadi ruh bagi setiap karyawan Organisasi dan ditunjukkan dalam keseharian dalam menjalankan operasional.
Human Resource : Kesiapan personil yang terkait dengan penerapan Sistem Manajemen K3 menuntut kesadaran para karyawan dan perusahaan yang memiliki korelasi terhadap biaya yang dikeluarkan dan budaya K3.
Generic Strategies :
Cost Leadership : Ketika K3 menjadi budaya perusahaan mejadi suatu keputusan maka perlu diikuti dengan cost leadership yang memiliki multiflier effect terhadap tataran operasional.
Focus cost : Dalam berbisnis menuntut kebijakan internal perusahaan yang mempertimbangkan terhadap pengendalian cost yang dikeluarkan dibandingkan dengan benefit atau manfaat yang didapatkan. Sehingga focus cost menjadi salah satu pilar dalam menjaga kontinuitas bisnis Organisasi melalui budaya K3 ini.
Differention : Perlu dituntut kreativitas dan inovasi dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 sehingga dapat menggerakkan dan motivasi para karyawan dan stakehlder lainnya untuk menerapkannya dan merasakan manfaat yang diperolehnya.
5. Analisa Masalah Potensial
5.1 Strategi Implementasi :
Financial perspective, indikasi dampak yang ditimbulkan dari budaya K3 dalam perusahaan, dapat disolusikan dengan optimalisasi anggaran yang terkait dengan Sistem Manajemen K3 baik secara internal maupun eksternal.
Customers Perspective , indikasi dampak yang ditimbulkan dari budaya K3 dalam perusahaan dapat disolusikan dengan melibatkan dan koordinasi dengan unit yang terkait dalam operasionalnya.
Internal Business Process Perspective,indikasi dampak yang ditimbulkan dari budaya K3 dapat disolusikan dengan mensistemkan kebijakan budaya K3.
Learning & Growth Perspective, indikasi dampak yang ditimbulkan dari budaya K3 yang terkait dengan learning & growth dapat disolusikan dengan kesadaran dan kesepahaman dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 menjadi budaya perusahaan.
Benefit analysis
Dengan menerapkan budaya K3 dalam perusahaan maka diperoleh beberapa manfaat yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan mutu dan produktivitas kerja karyawan sehingga berkontribusi terhadap kelangsungan bisnis perusahaan secara jangka panjang. Adapun manfaat secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
6. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
Menyimak permasalahan yang dihadapi terdapat beberapa kondisi saat ini yang menimbulkan kesenjangan sebagai berikut :
Mind set karyawan yang masih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan K3 yang sesaat sehingga dapat menimbulkan resistensi dan menjadi beban tambahan.
Kurangnya kemauan perusahaan untuk mengenali dan atau menangani isu yang menyebabkan buruknya kinerja K3.
Anggapan perusahaan sebagaian besar masalah ada di tingkatan pekerja terendah dan karyawan masih minim kesadarannya serta hanya menginginkan program K3 yang sederhana
Orientasi pelaksanaan program K3 hanya untuk memperbaiki isu kinerja seperti kecelakaan kerja
Belum menerapkan Sistem Manajemen K3 secara lebih komprehensif dan integratif.
Saran
Sebagai solusi atas permasalahan yang ada terkait dengan budaya K3 dalam perusahaan adalah sebagai berikut :
Kesiapan perusahaan dan karyawan dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 menjadi budaya perusahaan
Sumber daya keuangan yang menunjang untuk penerapan Sistem Manajemen K3.
Teknologi yang dimiliki untuk keperluan monitoring penerapan Sistem Manajemen K3 dengan aplikasi SMK3 dan Safety Care
Organisasi memiliki mitra kerja dan kolaborator antara lain anak perusahaan (yang membidangi penerapan Sistem Manajemen K3.
Kesadaran para stakeholders antara pelanggan dan tamu Organisasi akan pentingnya penerapan Sistem Manajemen K3.
Semakin banyaknya peluang Organisasi dalam mengikuti tender yang mensyaratkan penerapan Sistem Manajemen K3 dan sertifikasi K3.
Inspirasi dan Inisiasi buat Santri. Berawal dengan sebuah inspirasi dan inisiasi untuk memperkenalkan mutu kepada para santri sebagai anak negeri dan generasi yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan dan mewarnai kehidupan dan negeri ini. Selain itu memberikan motivasi kepada para santri tentang pentingnya mutu menjadi sebuah kebutuhan sehingga apabila tidak dilakukan maka ada sesuatu yang masih kurang.
Secara realita memberdayakan kesadaran mutu bagi santri juga memiliki daya tarik tersendiri dengan melihat kepolosan cara berpikir dan bertindak untuk diberikan pemahaman dan kesadaran pentingnya mutu sejak dini sehingga dapat mengendapkan memori mutu.
Hal ini juga sebagai proses dan perjuangan panjang mengedukasi santri dan kaderisasi pejuang mutu sejak dini sehingga dengan semakin hingar bingarnya dinamika dan perubahan lingkungan yang terjadi, saatnya untuk mengakselerasikan dan mengharmonisasikannya antara pengetahuan mutu dan nilai-nilai Islam itu sendiri.
Bukan sembarang EMAS. Bagi sebagian besar dari kita sudah sering mendengar bahkan turut merasakan bagaimana berinvestasi dalam bentuk emas dengan segala tantangan risiko dan peluang yang menguntungkan. Namun istilah EMAS dalam konteks ini adalah bukan sembarang EMAS karena EMAS yang dimaksud adalah sebuah program Edukasi Mutu Adaptif Santri yang tentu saja dijaga keberlanjutannya.
Program EMAS inipun menjadi sebuah media untuk berkomunikasi, bersilaturahim, sharing dan sinergi pejuang mutu dengan para santri, pengajar dan pengelola pesantren sebagai komunitas dan simbiosis mutualistik. Adapun teknik penyajiannya dilakukan melalui aktivitas kunjungan ke lokasi pesantren santri sesuai dengan kesepakatan waktu dan tempatnya. Untuk tahap awal ini kunjungan di 3 lokasi pesantren dan atau yayasan yatim/piatu/dhuafa di kecamatan Serpong, kota Tangerang Selatan, Banten.
Membidik santri. Ibarat dalam berolahraga memanah tentu saja ada objek yang menjadi sasaran atau bidikan. Program EMAS inipun membidik santri pesantren hafidz Quran, santri pesantren yatim, piatu dan atau dhuafa. Sebagai tahap awal melakukan kunjungan ke Pesantren Al Madinah BSD Puspitaloka (11 santriwan dan 9 santriwati), pesantren Istana Yatim Dusun Ciater Rawa Mekar Jaya, Serpong (11 santriwan) dan di pesantren penghafal Al Quran Markaz Hadits Baitul Hikmah Rawa Mekar Jaya (81 santriwan). Ternyata tidak hanya santri yang antusias mengikuti program EMAS ini, para perwakilan pengelola dan pengajarpun turut bergabung dalam majlis ilmu yang mulia, langka dan berharga ini.
Kemasan acaranya. Untuk memberikan daya tarik dan keterlibatan para pihak maka susunan acaranya dibuat sedemikian rupa diawali dengan pembukaan dan welcome speech wakil pesantren yang dikunjungi kemudian dilanjutkan dengan presentasi interaktif nara sumber. Agar lebih komunikatif dan interaktif dibuka forum tanya jawab. Akhirnya narasumber memberikan kesimpulan dan apresiasi serta penutup.
Materi diminati. Untuk memberikan pemahaman dan kesadaran pentingnya mutu bagi para pengelola, pengajar dan santri maka materi yang disajikan meliputi :
Perjalanan kehidupan yang menjelaskan tahapan kehidupan mulai sejak lahir sampai dengan usia lanjut dengan segala obsesi dan realita kehidupannya. Materi semakin menarik ketika disajikan proses kehidupan narasumber dengan segala pengalaman keshalehan spiritual, keshalehan sosial dan keshalehan profesionalnya dengan kondisi kekinian “Dari profesi terus berbhakti”.
Apa itu Mutu? Narasumber memperkenalkan pengertian mutu dengan sebuah ilustrasi yang mudah dipahami santri. Kemudian dilanjutkan dengan materi kepemimpinan Rasulullah yang menjadi role model kepemimpinan, tidak hanya di bidang dakwah saja namun secara holistic mencakup 8 bidang kehidupan. Tak kalah pentingnya mutu pelayanan umat menjadi materi yang diperkenalkan kepada santri karena sejatinya siapa yang menjadi pelanggan atau konsumen kita adalah the next process. Semakin memberikan pencerahan kepada para santri ketika dikupas tentang keteladanan Rasulullah. Akhirnya jangan diam ayo bergerak, caranya bagaimana ? Caranya dengan prinsip 4 M yaitu Mulai berani, Mulai dari yang kecil, Mulai diri sendiri dan Mulai saat ini. Dalam siklus beraktivitaspun gunakan filosofi 4 M yaitu Merencanakan, Melaksanakan, Mengevaluasi dan Menindaklanjutinya.
Antara waktu dan tempat pelenyenggaraan. Program EMAS diselenggarakan secara offline. Untuk lebih efektifnya, sarana dan prasarana presentasi disiapkan oleh nara sumber atau pesantren setempat (bila tersedia). Ruangan disediakan oleh pesantren yang dikunjungi. Waktu dan tempat penyelenggaraan penyelenggaraan sesuai kesepakatan (bagda subuh atau bagda ashar). Sedangkan durasi presentasi dan tanya jawab maksimum 90 menit (presentasi 60 menit dan tanya jawab maksimum 30 menit). Sebagai pilot project terdapat 3 pesantren sebagai objek program EMAS ini sebagai berikut :
Lebih dekat dengan narasumber. Dengan semangat berbhakti dan mengabdi sebagai volunteer atau relawan adalah Suradi, SE, MM HP 08129392380 seorang pejuang mutu dan penggiat dakwah. Sosok Suradi di dunia mutu sebagai insan pembelajar memiliki jam terbang dengan segala bidang yang menjadi kompetensinya antara lain Sistem Manajemen Mutu ISO, SMK3, Kinerja Ekselen hingga tata kelola inovasi dan improvement. Mengakselerasikan harmoni kehidupan, maka Suradi tetap istiqomah menjadi pelayan umat dan lebih dekat dengan para santri dan alim ulama.
Dokumentasi dan publikasi. Untuk menebarkan syiar kegiatan EMAS sebagai majlis ilmu yang mulia ini dan berharga ini tentu saja diiringi dengan semangat syiar yang lebih luas lagi sehingga kemanfaatannya semakin luas dan semakin dirasakan oleh banyak orang. Media yang dirintis adalah media sosial dan media digital lainnya sehingga adaptif di era digital saat ini dengan indikasi lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah untuk dinikmati oleh para pihak yang berkepentingan.
Pemberian Atensi, Rekognisi dan Testimoni. Sebagai apresiasi kepada para santri dan wujud atensi maka kepada peserta yang aktif dan menjadi teladan bagi peserta lainnya diberikan hadiah. Sumber dana secara mandiri dan sumber eksternal lain yang dianggap syah dan dapat dipertanggungjawabkan. Secara umum pengelola, pengajar dan santri merasa antusias mengikuti kegiatan EMAS ini dan memberikan manfaat tambahan wawasan tentang pentingnya mutu dalam proses belajar mengajar dan kaderisasi kepemimpinan umat ke depan.
Harapan pengelola, pengajar dan santri kegiatan EMAS ini dapat dilanjutkan dengan materi tentang mutu pada tahap berikutnya secara berkelanjutan.
Meski masih dalam lingkup yang kecil dan jumlah peserta terbatas maka tidak memupuskan semangat juang menggapai asa bersama para santri. Akhirnya catatan kecil yang bermuatan dan bernuansa edukasi mutu adaptif santri ini memberikan harapan baru dan semangat terbarukan untuk menghadirkan manfaat bagi diri, santri, organisasi dan kemaslahatan umat. Terimakasih atas kerjasama dan kerja kolaboratif para pihak yang telah mendukung dan membantu suksesnya program EMAS ini. Salam sehat, tetap semangat dan tebarkan manfaat.
Indah nian bunga melati, tumbuh di taman sungguh menawan.
Indanhya berbagi dengan santri, sebagai pengabdian dan penuh kebersamaan.
Posisi di era VUCA. Saat ini kita menghadapi era milenial (menurut perpsektif generasi), era industri 4.0 (menurut perspektif dunia industri), era digital (menurut perspektif teknologi informasi) dan secara umum zaman VUCA yaitu Volatility (mudah bergejolak), Uncertainty (ketidakpastian yang tinggi), Complexity (kompleks tantangan dan permasalahan yang dihadapi ) dan Ambiguity (ketidakjelasan informasi mana yang benar dan mana yang salah).
Era industry 4.0 sebenarnya tidak terlalu dirisaukan seandainya Rasulullah masih hidup. Rasulullah amat senang lebih mudah, lebih cepat dan lebih murah menjangkau wilayah syiar, dakwah dan ukhuwah yang lebih luas. Kerisauan atau keprihatinan yang terjadi adalah belum bisa memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk menyebarkan nilai-nilai kebenaran. Yang masih sering terjadi adalah menyebarkan nilai-nilai kebatilan dan perilaku maksiat penyalahgunaan narkoba, tindakan kriminal dan menghalalkan segala cara yang bisa disaksikan di media elektonik di sekitar kita dan media sosial di genggaman tangan kita.
Antara yang besar dan yang kecil. Dalam dunia bisnis di jaman monopoli yang besar menjadi jaminan untuk tetap sebagai pemenang atau yang mejadi market leader. Namun ketika jaman sudah berubah pada era kompetisi bahkan era digital saat ini, tidak ada jaminan yang besar (the giant) yang selalu menang dan tetap bertahan tapi justru yang kecil bisa menang dan sustainable growth ketika bisa beradaptasi dan berkolaborasi menghasilkan kinerja yang lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah.
Perspektif Produktvitas. Peta demografi Indonesia 2019 Bonus demografi di Indonesia sudah dimulai sejak saat ini hingga puncaknya di tahun 2030, dimana jumlah usia produktif dua kali lebih banyak dari usia non produktif.jumlah penduduk 267 juta 134 juta jiwa laki-laki 132,89 juta jiwa perempuan. Usia produktif 68% 183 juta diantaranya berada dalam usia produktif antara 15-64 tahun Usia tidak produktif 32% Kelompok umur 0-14 tahun sebesar 66,17 juta jiwa dan kelompok umur lebih dari 65 tahun berjumlah 17,37 juta jiwa
Productivity Paradox Indonesia. Produktivitas Indonesia termasuk kelompok rendah di ASEAN. ICOR Indonesia 6,8 terendah di ASEAN. Productivity manufacture Indonesia hanya 74,4 (dari skala 100 di bawah rata-rata ASEAN 78,2 dan urutan ke 8 atau ke3 terbawah di ASEAN.
Perspektif Spiritual. Kehidupan manusia sejak lahir menjadi bayi memiliki obsesi untuk bisa merangkat kemudian bisa berjalan. Menginjak usia anak banyak bermain dengan teman-teman sebanyanya. Memasuki usia sekolah belajar sejak SD, SLP, SLA dan Perguruan Tinggi. Setelah lulus studi obsesinya bekerja di suatu perusahaan atau organisasi tertentu atau berwira usaha sendiri untuk menjadi orang yang sukses dengan segala aktivitas yang di cita-citakannya. Dengan berjalannya waktu maka tibalah masa pensiun atau lanjut usia untuk menikmati sisa hidup dengan segala keadaan yang dirasakannya yang mengalami penurunan fisik dan fungsi organ tubuh lainnya.
Dalam menjalani longmarch atau perjalanan panjang kehidupan manusia tersebut, ada proses pembelajaran yang bisa kita angkat terutama penggunaan atau alokasi waktu yang tersedia. Ada sebuah analisa sederhana dengan pendekatan asumsi usia manusia 60 tahun, ternyata 20 tahun dihabiskan untuk bekerja, tahukah kita ternyata tidur atau istirahat menyedot waktu 18,8 tahun (hampir sepertiga bagian waktu), aktivitas lainnya 18,2 tahun dan yang patut kita cermati adalah hanya 1,39% atau 10 bulan dari 60 tahun waktu yang kita gunakan untuk ibadah. Pertanyaannnya, apakah kita merasa cukup dengan peruntukan waktu yang digunakan untuk beribadah? Adakah minat dan semangat untuk mentransformasikan alokasi waktu untuk beribadah?
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS 51:56). Oleh karena itu saatnya kita meluruskan niat bahwa segala aktivitas yang kita lakukan adalah untuk beribadah kepada Allah mulai sejak bangun tidur hingga saatnya tidur kembali. Ketika ketika bekerja di perusahaan atau organisasi atau usaha mandiri kita niatkan ibadah, ketika kita melakukan aktivitas sosial kemasyarakatan seperti memiliki komunitas hobby olahraga dan lainnya kita luruskan untuk beribadah. Ketika kita tidur atau istirahat, juga luruskan beribadah kepada Allah. Dengan demikian terjadi lompatan perolehan nilai ibadah kita.
Bermuhasabbah dan berbenah. Sekarang kita masih hidup, tetapi siapa tahu besok atau lusa atau minggu depan atau bulan depan atau tahun depan, kita akan meninggal. Sekarang kita masih dapat menikmati tahun Ramadhan 1443H, tetapi siapa tahu tahun depan kita sudah tidak ada. Berbahagialah bagi mereka yang memperoleh nikmat umur yang panjang dan mengisinya dengan amalan yang baik dan perbuatan yang bijak “Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya” (HR Ahmad).
Prinsip Kaizen. Istilah kaizen diambil dari bahasa Jepang. Kaizen dapat diartikan sebagai untuk perbaikan, perubahan menjadi lebih baik, atau perbaikan berkelanjutan.Kualitas : mulai dari produk, praktik terbaik, dan proses. Biaya : seperti bahan, energi, dan sumber daya. Pengiriman : waktu. Manajemen : pelatihan, sikap, alur kerja. Keselamatan dan kondisi kerja. Dari sekian banyak referensi dan literasi tentang Kaizen antara lain memiliki prinsip-prinsip Fokus pada pelanggan, Melakukan perbaikan terus menerus, Mengakui suatu masalah cecara terbuka, Mendorong keterbukaan, Menciptakan tim kerja, Mengelola proyek melalui tim lintas fungsional, Pengembangan proses hubungan yang tepat, Mengembangkan disiplin pribadi, Memberikan Informasi kepada setiap pekerja dan Membuat setiap pekerja menjadi mampu. Dari 10 prinsip Kaizen tersebut yang menjadi highlight dan relevan dengan bermuhasabbah adalah melakukan perbaikan secara terus-menerus.
Pola Pikir Ber Muhasabbah Berprinsip Kaizen. Secara umum pola pikir bermuhasabbah berprinsip Kaizen dapat diformulakan menggunakan pendekatan atau filosofi melakukan perbaikan berkelanjutan dengan memutar siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action). Siklus PDCA ini dapat dilakukan secara individual dan secara komunal dengan segala aktivitasnya apakah bersifat proyek atau bukan proyek, apakah berupa design thinking atau bahkan yang bersifat strategic bagi suatu perusahaan atau organisasi.
Dalam tataran transaksionalnya sebagai alternatif dapat menggunakan metode pemecahan masalah yang terdiri dari 8 steps yaitu Menentukan aktifitas, Mengidentifikasi penyebab, Menentukan solusi Merencanakan perbaikan, Menerapkan rencana perbaikan, Mengevaluasi solusi Menetapkan standardisasi kemudian Menentukan tema berikutnya.
Syukur yang tak kendur. “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.“ (QS 14 : 7).
Kisah inspiratif. Sejalan dan seirama syukur yang tak kendur ada sebuah kisah inspiratif yang patut menjadi learning process atau ibrah bagi kita. Seorang petani dan istrinya begandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur hujan. Tiba-tiba lewat sebuah motor di depan mereka, berkatalah petani kepada istrinya “Lihat bu, betapa bahagianya suami istri yg naik motor itu meski kehujanan tapi mereka bisa cepat sampai di rumah tidak seperti kita yg harus lelah berjalan dan basah kuyup utk sampai ke rumah”.
Sementara itu pengendara motor dan istrinya yang sedang berboncengan di tengah derasnya hujan melihat sebuah mobil pick up lewat di depan mereka. Pengendara motor itu berkata kpd istrinya “Lihat itu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita”. Di dalam mobil pick up yg dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah sedan Mercedes Benz lewat, “Lihat bu, betapa bahagianya orang yg naik mobil bagus itu, pasti nyaman dikendarai tdk seperti mobil kita yg sering mogok”
Pengendara mobil Mercedes Benz itu adalah seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri petani yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hati , “Betapa bahagianya suami istri itu, mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berduaan karena kesibukan masing-masing.
Culture paradigm change. Ada perubahan paradigma budaya yang bisa mengkomparasikan antara paradigma lama dan paradigma baru. Paradigma lama berorientasi pada Training, High Spec, Fixed, Supervisory, Materiality, Competitive, Static, Short term, Corrective. Di sisi lain ada paradigma baru yang berorientasi pada Learning, High Impact, Flexibility, self-monitoring, Spirituality, Participative, Dynamic, Long terms, Preventive. Ada 1 indikasti yang menarik dan menjadi renungan kita adalah perubahan paradigma dari materiality ke spirituality.
Kunci kesuksesan. Sudah lazim bahwa setiap manusia memilki obsesi kesuksesan sehingga ada sebuah doa yang bermuatan “Jadikanlah permulaan hari ini menjadi kebaikan, di tengahnya menjadi keberuntungan dan di akhirnya menjadi kesuksesan”. Adapun indikator kunci kesuksesan dapat diibaratkan sebuah mobil dengan instrumen setir adalah berilmu sehingga dalam mengemudikannya dapat berjalan on the track sesuai norma dan kaidah kebenaran, ada saatnya melihat spion kanan kiri dan belakang, ada saatnya melihat atau menatap jauh ke depan. Dashboard sebagai simbol kejujuran untuk memonitor dan melakukan supervisi serta kontrol. Adapun instrumen rem adalah sebagai simbul bersabar dalam menjalankan amanah terutama ketika menghadapi tantangan bahkan musibah atau bencana. Sementara gas punya peran untuk bersyukur atas apa yang dicapai yang menjadi performance achievement dan tetap semangat untuk menggapai hari esok yang lebih baik lagi. Ada satu lagi instrumen adalah mesin sebagai simbol kasih sayang sehingga mesin kendaraan ketika dihidupkan menebarkan rasa kasih sayang kepada orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk mencapai tujuan bersama.
Tetapkan target tanpa meleset. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS 59 : 18). Disinilah pentingnya sebuah perencanaan baik jangka pendek, jangka menegah dan jangka panjang apabila kita gagal dalam merencanakan maka sama dengan merencanakan kegagalan itu sendiri. Sehingga penting bagi kita untuk membuat perencanaan di dunia yang fana ini dan hari esok di akhirat yang abadi.
Jadikan kesibukannya untuk memperbaiki diri. Ketika kita memposisikan kesibukannya adalah memperbaiki diri maka akan menjadi wahana solusi atas hasil bermuhasabbah. Mulailah dari diri, kemudian dikembangkan ke keluarga/kelompok terdekat berlanjut pada organisasi, perusahaan, negara bahkan alam semesta untuk menggapai keridlaan Allah bahagia di dunia dan akherat.
Jadilah orang yang beruntung. “Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (QS 3:104). Rasanya kita sependapat untuk menjadi orang yang beruntung sehingga selayaknyalah memenuhi apa yang persyaratannya atau kriterianya yang tidak lain dan tidak bukan adalah mari menyeru kebaikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar
Ramadhan time to recharge. Di Ramadhan bulan puasa ini bisa dijadikan sebagai media atau kawah candradimuka bagi kita untuk melakukan isi ulang (recharge) atas segala opportunity for improvement yang dimiliki untuk menggapai hari esok yang lebih baik, yang lebih berkualitas dan yang lebih produktif lagi serta bernilai ibadah.
Sebagai penyemangat kita lantunkan pesan moral berikut ini :
Bila tuan ke Jakarta, Jangan lupa singgah ke Monas Mari kita saling bekerjasama, Tingkatkan mutu & produktivitas
Bagi anda yang mempunyai masalah dalam menyelesaikan permasalahan dalam pekerjaan di tempat kerja, ayo ikuti webinar ini untuk menemukan solusi yang tepat melalui QCC (Quality Control Circle) dengan tahapan PDCA (Plan Di Check Action). Kepada Bapak/Ibu penggerak mutu dan produktivitas, melalui pesan ini kami mengudang Anda pada:
?Webinar Series AMMPI eXperience? “CONTINUOUS IMPROVEMENT IS THE BEST SOLUTION FOR WORK PROBLEMS”
Waktu Acara ?️ Tanggal: Selasa, 26 April 2022 ⏰ Pukul: 13:00 – 15:00 WIB ? Via: Zoom Meeting ID: 835 9648 0644 Passcode: 260422
Pembicara: Ratno Feri Sutanto Quality Control Circle Expert
GRATIS atau dengan ?E-Sertifikat (Rp50.000)
Link Registrasi ? https://bit.ly/registrasi-experience